Mengenal Gempa Swarm, yang Mengguncang Mamasa

Reporter: Sudirman Syarif

MAMASA, mandarnesia.com — Mamasa, Sulawesi Barat kembali diguncang gempa signifikan. Terakhir magnitudo update 5,2 pukul 01.44 Wita Kamis, (22/7/2021).

Episenter terletak pada koordinat 2,95° LS dan 119,37° BT tepatnya di darat pada jarak 6 kilometer arah Tenggara Kabupaten Mamasa, dengan kedalaman 10 km.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, bahwa gempa dangkal ini terjadi akibat adanya aktivitas penyesaran dengan mekanisme kombinasi turun dan mendatar atau oblique normal fault.

Guncangan gempa dirasakan di Mamasa, Kaluku, Majene, dan Mamuju dalam skala intensitas III-IV MMI yang dirasakan cukup kuat oleh warga, bahkan beberapa warga yang sudah tidur lelap menjadi terbangun akibat guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba.

Sementara itu dari Mamuju Tengah dilaporkan guncangan gempa ini juga dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, di mana getaran gempa dirasakan oleh warga seperti ada truk lewat.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan sejak pukul 00.44 WIB pagi dinihari tadi hingga pukul 07.49 WIB, telah terjadi 46 kali aktivitas gempa swarm lanjutan dengan magnitudo terbesar M4,4 dan terkecil M2,5.

Meningkatnya aktivitas swarm di Mamasa ini sudah termonitor BMKG sejak awal Juli 2021. Sejak tanggal 5 Juli 2021 hingga Rabu siang 21 Juli 2021 BMKG sudah mencatat adanya aktivitas gempa swarm sebanyak 33 kali gempa.

Untuk hari Rabu 21 Juni 2021 kemarin, BMKG sudah mencatat telah terjadi aktivitas gempa swarm sebanyak 27 kali gempa.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono menyampaikan dalam keterangan bertulis, fenomena gempa yang terjadi saat ini di Mamasa adalah aktivitas swarm yang merupakan rentetan aktivitas gempa dalam jumlah banyak. Dengan magnitudo yang relatif kecil dan bergerombol membentuk klaster dalam ruang dan waktu, tanpa ada gempa utama yang paling menonjol dengan magnitudo paling besar.

“Wilayah Mamasa sebelumnya pernah diguncang gempa swarm sejak tanggal 3 November 2018 hingga akhir Desember 2018. Saat itu BMKG mencatat aktivitas gempa swarm yang terjadi di Mamasa lebih dari 965 kali, gempa dirasakan terjadi sebanyak 290 kali,” jelas Daryono.