TOKOH, mandarnesia.com–Jika anda lahir tahun 1970-an maka mungkin tidak akan asing salah seorang menteri di era Soeharto yakni Bapak H. Harmoko. Beliau adalah salah satu menteri yang sering menghiasi layar kaca kala itu. Perannya sebagai Menteri Penerangan benar-benar terbaca sebagai seorang menteri penyambung lidah Bapak Presiden Soeharto.
Pada laman facebook Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dengan tanggal postingan 30 April 2021 terpampang potret lawas pernikahan Harmoko dengan sang istri pada tahun 1971, seorang menteri dikenal dengan rambut yang rapih itu.
Pada saat menikah, beliau masih menjabat sebagai ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). Kariernya kemudian melaju ke panggung politik dan berhasil mencatatkan namanya sebagai Menteri Penerangan Indonesia ke-22 dengan rentang periode 1983-1997.
Pada masa kepemimpinan B.J. Habibie beliau juga sempat menjabat sebagai Ketua MPR dengan periode 1997-1999. Sumber: Kompas, 16 Des 1971 Hal 1 kol 5. koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpusnas RI Salemba (SKJIL-Team).
Salah satu kisah yang dilansir laman Kompas.com 21/05/2018, 10:58 WIB tentang patahnya palu sidang MPR-RI. Patahnya palu sidang itu terjadi saat Sidang Paripura ke-V, penutupan sidang MPR, 11 Maret 1998.
“Begitu palu sidang saya ketukkan, meleset, bagian kepalanya patah, kemudian terlempar ke depan…,” ungkap Ketua DPR-MPR periode 1997-1999 Harmoko dalam buku Berhentinya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Harmoko.
Sidang tersebut menandai terpilihnya lagi Soeharto menjadi Presiden untuk ketujuh kalinya. Seperti biasa, sebagai pimpinan sidang, Harmoko menutup sidang dengan mengetukkan palu sebanyak tiga kali. Namun, hari itu, palu sidang patah saat diketukkan. Kepala palu terlempar ke depan meja jajaran anggota MPR.
Dalam laman kompas.com tersebut di atas juga disebutkan bahwa Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut, putri sulung Presiden Soeharto, ada di barisan terdepan dan berhadapan langsung dengan kursi pimpinan dewan. Kejadian tersebut sedikit mengguncang Harmoko. Sebab, insiden patahnya palu sidang baru kali pertama terjadi dalam sejarah persidangan MPR yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
H. Harmoko, Menteri Penerangan era Soeharto tersebut juga pernah datang ke Majene dan sempat makan di warung legenda Hj. Kindo Mina (Alm). Ini disebutkan Kindo Mina di Tabloid Demokrasi besutan Adi Arwan Alimin di awal tahun 2003.