Hamzah, Pengayuh Becak Itu Kini Sarjana

[perfectpullquote align=”full” bordertop=”false” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””]KAKI Hamzah kokoh. Menopang pedal becaknya yang dikayuh sejauh 6 kilometer saat cahaya matahari belum sepenuhnya terik. Jalur Kota Tua Majene disusurinya, Ahad pagi.[/perfectpullquote]

Semangatnya seperti bertambah dua kali lipat mengayuh menuju gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang berada di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Majene. Gelar sarjana manajemen atas usahanya kurang lebih empat tahun sedang menanti dikalungkan.

Ia bersama tumpangan spesialnya, Nursamiang, sang Ibu. Pemuda itu berangkat dari Tanjung Batu, Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Majene.

Sejak masih duduk di kelas lima Sekolah Dasar (SD), Muhammad Hamzah Amirullah hingga SMP rutin mengelilingi Kota Majene mencari penumpang.

Nursamiang, menggunakan kebaya. Ia duduk dengan penuh senyum di becak yang telah dipersiapkan untuk mengantarnya ke wisuda Hamzah di Universitas Terbuka (UT), Ahad, 18 November 2018.

Ia merupakan figur wanita hebat yang telah berjuang seorang diri mendidik ketujuh kakak Hamzah, setelah ayahnya meninggal lima tahun yang lalu.

Hamzah, wusidawan pengayuh Becak yang kini sarjana Foto : Muhammad kautsar

“Paqbecak bisa tonji diwisuda” ungkapan itu tertulis di jok berwarna putih.

“Itu rasa kesyukuran saya karena becak saya bisa sekolah,” kata Hamzah kepada mandarnesia.com melalui sambungan telepon, Ahad (18/11/2018).

Pemuda kelahiran 2 April 1995 itu juga aktif di Gerakan Pramuka. Apa yang ia lakukan menuju tempat wisuda dengan naik becak sebuah motivasi bagi para pemuda yang lain. Bahwa berkat kerja keras, dan doa orangtua ia dapat bersekolah.

“Saya tidak malu. Saya anak Pramuka. Yang melatih mental saya itu di kepramukaan,” jelasnya.

Hamzah angkatan 2014 Jurusan S1 Manajemen. Ia kuliah dari dana bantuan Corporate Social Responsibility (CSR), Hamzah juga sering mencari tambahan biaya dengan memenuhi panggilan instansi, atau ajakan rekannya untuk mendampingi siswa saat kegiatan Pramuka.

Hamzah, kami salut. Hari ini engkau telah mengajarkan pelajaran amat mendasar bagi anak muda seusiamu. Tentang perjuangan hidup dan keuletan. (Sudirman Syarif)