POLEWALI, mandarnesia.com– Sejumlah tokoh politik Polewali Mandar berkumpul di Warkop Rakyat, Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo, Polman, pada Jumat (14/5/2021).
Apa yang mereka bahas?
Mereka adalah Senator Ajbar, Abdul Rahim (NasDem), Abdul Halim (Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sulbar), Fariduddin Wahid (Golkar), Jufri Mahmud (Golkar), Syamsuddin (politisi PDIP Sulbar), Ichsan Sahabuddin (pengamat politik), Awaluddin (politisi NasDem), Jabal Nur Muhammad (aktivis), Gazali Lopa (aktivis), dan beberapa tokoh masyarakat serta pemuda properubahan.
Awaluddin merupakan Inisiator pertemuan ini Ia menjelaskan, pertemuan itu membahas persiapan pertarungan Pilkada Polman yang bakal dihelat tahun 2024.
Dipaparkan, para tokoh muda Polman berkumpul karena gerah pada kondisi yang dinilai stagnan, atau cenderung melambat. Bahkan, terkesan hanya milik segilintir orang.
“Melihat pemerintahan Kabupaten Polman yang dikuasai Matakali 20 tahun terakhir adalah pemantik dari pertemuan ini. Diskusi ini sudah berjalan secara intens baik dari DPRD Kabupaten, Provinsi dan senator DPD bahwa sudah saatnya kesempatan dan ruang untuk membangun perubahan,” jelas Awal.
Senator Sulbar Ajbar menuturkan, pertemuan itu bagian dari reaksi dan kegelisahan para politisi muda melihat kondisi Polman, utamanya mengenai dinasti yang kukuh selama 20 tahun terakhir.
“Kita dipimpin adik-kakak, ini apa indikator berhasilnya? Bagi saya tidak ada, makanya legislator muda Polman hadir dengan gagasan untuk perubahan Polman,” kata Ajbar.
Para politisi muda kata Ajbar akan mendorong tokoh muda, di luar dari dinasti politik. Ia pun optimis bisa memenangkan pertarungan politik di Polman.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulbar Abdul Halim mengatakan serius menyatukan ide dan gagasan para politisi muda untuk keluar dari cengkraman politik dinasti.
Ia menjelaskan dari poros muda ini akan lahir calon pemimpin yang akan melawan dinasti Matakali.
“Menang kalah dalam sebuah kontestasi merupakan hal biasa. Namun, bukan tidak mungkin, kandidat yang memiliki keberanian dan visi perbaikan di Polman dapat merebut kepemimpinan di Polman di Pilkada 2024,” ungkapnya, seperti rilis yang diterima mandarnesia.com, Ahad (16/5/2021).
“Ini momentum para politisi muda dan masyarakat untuk bersama-sama membangun Polman tanpa dinasti,” ucap Halim menegaskan.
Sementara politisi Partai Golkar, Jufri Mahmud lebih mengurai permasalahan yang terjadi di Polman. Dari pengalaman semenjak dirinya menjabat sebagai Ketua DPRD di Polman, dia mengaku tak menemukan perubahan.
Dia menjelaskan, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang tidak pernah tercapai, kemudian kemiskinan bergerak naik di Indonesia, tapi tertinggi di Sulbar, kemudian IPM terendah.
“Itu yang saya amati terkait dengan jabatan saya sebagai Ketua DPRD Polman selama 2 tahun ini. Kepemimpinan klan Matakali di Polewali Mandar tidak memberikan perubahan signifikan, utamanya mengenai pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan, di mana Polman masih tertinggi di Sulbar. Intinya bagaimana Polewali Mandar ini bisa menjadi lebih baik,” tandasnya. (Rilis)