MAMUJU-Melalui peringatan hari Kartini yang jatuh pada 21 April (kemarin, red) pendidikan bagi kaum perempuan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) harus terus ditingkatkan.
Sri Musdikawati Tokoh Pendidik di Sulbar menyampaikan, melalui momen hari Kartini meminta agar pendidikan di Sulbar semakin ditingkatkan.
“Di sisi lain kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin berkurang,” ujar Sri, melalui via WhatsApp, Jumat (21/4/2017) sore.
Menurut Sri, konsep Siwaliparri di Mandar bukan hanya sekadar dipahami sebagai satu konsep, tapi juga mampu di implementasikan bahwa peran laki-laki dan perempuan sesuai fungsinya.
“Siwaliparri sangat sejalan dengan makna yang termuat dalam Kartini. Meskipun faktanya masih ada oknum tertentu yang cara pandang dan pemikirannya tidak mampu memaknai nilai-nilai budaya lokal kita,” tuturnya.
Ia berharap, semoga momen hari Kartini menjadi momen kepada bagi orang tua khususnya ibu untuk selalu mengenalkan budaya-budaya lokal dan bahasa Mandar terhadap anak.
“Dengan harapan bahwa kearifan lokal dan bahasa daerah khususnya bahasa Mandar yang menjadi media pembentuk karakter jangan punah. Karena salah satu penumbuh karakter anak paling hebat lahir dari nilai yang dianut dalam lingkungan budayanya,” jelas Sri.
Sementara itu, Masita Syamsuddin melalui peringatan hari Kartini mengaku, masih ada kelompok masyarakat yang belum sepenuhnya mendapatkan haknya sebagai warga negara terkait layanan dasar.
Layanan dasar yang dimaksud kata Masita, adalah terkait layanan kesehatan, pendidikan dan identitas hukum (kependudukan).
“Salah satu kelompok masyarakat adalah perempuan, anak dan kelompok disabilitas. Mengapa kelompok-kelompok ini menjadi perhatian khusus? Karena mereka mempunyai kebutuhan khusus terkait layanan yang akan sangat berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Jadi semangat perjuangan Kartini, kami melihatnya bukan hanya untuk perempuan. Namun semangat perubahan yang diusung, adalah perbaikan untuk semua” tutur Aktivis Perempuan ini.
Menurut Masita, yang juga Direktur Program Yayasan Swadaya Mitra Bangsa (YASMIB) Sulawesi, yang paling penting bahwa sebagai perempuan dan sebagai bagian dari lembaga yang mengusung issu perempuan, pihaknya mendorong layanan publik, khususnya layanan dasar yang setara dan inklusif
“Kartini itu bukan hanya menjadi inspirasi khusus bagi perempuan tapi juga kaum adam. Gerakan Kartini itu tidak berdasar jenis kelamin, tapi mengarah pada relasi kuasa,” ungkapnya.
#BusriadiBustamin