Gara-gara Marni, Mensos Datang ke Batetangnga Polewali Mandar

Foto: Aty Kominfo Polman

MANDARNESIA.COM, Binuang — Tri Rismaharini, Menteri Sosial Republik Indonesia, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Polewali Mandar Selasa, (2/6/2024).

Mensos datang dengan tujuan menemui Marni yang tinggal di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang. Kegiatan ini didampingi Perwakilan Pemerintah Provinsi Sulbar Dr. Muhammad Idris, Sekretaris Provinsi Sulbar, Pj Bupati Polewali Mandar, Drs. Muhammad Ilham Borahima Pj. Bupati Polewali Mandar beserta sejumlah rombongan.

Tri Rismaharini memberikan bantuan langsung berupa satu unit rumah lengkap peralatan rumah tangga dan sembako.

“Terima kasih kepada yang telah memberikan informasi dari rekan media. Sehingga saya mengetahui kondisi keluarga ini, sehingga ibu ini bisa terselamatkan karena kondisi rumahnya membahayakan untuknya dan anak-anaknya. Sebelum saya ke sini minta kira-kira cari tempat tinggal mana yang bisa digunakan untuk warga ini. Ada beberapa opsi rumah tempat tinggal, ada peralatan rumah tangga lengkap, kompor panci, peralatan makan dan pakaian serta alat permainan anak,” ujar Risma.

Foto: Aty Kominfo Polman

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Sosial untuk memastikan bahwa bantuan sosial tepat sasaran dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Menteri Sosial RI berharap bahwa bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga Marni dan memperbaiki kondisi kehidupan mereka.

Marni menyambut bahagia kedatangan Menteri Sosial RI yang mendapatkan langsung bantuan dari menteri.

“Saya bahagia sekali dan berterima kasih dengan adanya bantuan ini dari Menteri langsung,” ungkapnya.

Marni tinggal di gubuk bersama 3 anaknya di tengah hutan Dusun Baruga, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar. Dia menumpang di lahan milik warga setahun terakhir dan menjalani kehidupan yang serba kekurangan.

Dari pantauan media terlihat gubuknya hanya berisi sekumpul bantal kusam, atau alat masak tak layak, dan tanpa listrik. Ia mengaku kondisinya terpuruk usai ditinggal pergi suami yang menikah lagi. Marni mengaku pasrah namun tetap semangat menjalani kehidupan.

Marni bertahan hidup dengan anak-anaknya dari menjual cabe dengan hasil Rp. 20.000 per bulan yang tumbuh di sekitar tempat tinggalnya. Untungnya, Marwan salah seorang putranya yang bekerja di peternakan ayam petelur menerima upah Rp. 500.000, per bulan hingga ikut menopang ibunya. Marni pun menerima bantuan dari saudaranya, dan tetangga sekitar.

Rumah Marni berada di pinggiran desa area perkebunan warga, akses jalan berupa beton yang bisa dilalui motor maupun mobil. (Rls/WM/*)