Festival Tunas Bahasa Ibu di Polman, Pelajar SD dan SMP Unjuk Kreativitas Bahasa Daerah

MANDARNESIA.COM, Polewali – Semangat melestarikan bahasa Mandar mewarnai Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 di Polewali Mandar. Pelajar SD dan SMP dari berbagai sekolah menunjukkan bakat mendongeng, menulis, berpidato, hingga berkomedi tunggal dengan sentuhan budaya lokal.

Ajang Pelestarian Bahasa Daerah di Kalangan Pelajar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar menggelar FTBI 2025, Kamis (7/8/2025), di Ruang Pola Kantor Bupati Polman. Kegiatan ini diikuti siswa SD dan SMP se-Kabupaten Polewali Mandar, dengan tujuan mempromosikan dan melestarikan bahasa daerah.

Ragam Lomba dan Kreativitas Pelajar

Berdasarkan rilis Tim Warta Kominfo SP Polewali Mandar, festival ini menghadirkan lomba mendongeng, menulis cerpen, pidato, dan komedi tunggal. Setiap penampilan mengangkat bahasa Mandar dan nilai-nilai budaya lokal, menampilkan kekayaan tradisi yang hidup di masyarakat.

Dukungan Pemerintah dan Rencana Perda Bahasa Daerah

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Polman, Hj. Andi Nursami Masdar, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Plt. Kadis Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, para budayawan, kepala sekolah, guru pendamping, serta tamu undangan lainnya. Kehadiran budayawan memberi nuansa akademis dan kultural pada ajang tahunan ini.

“Pemerintah akan terus mendukung upaya pelestarian bahasa daerah, baik melalui kebijakan maupun program berkelanjutan. Harapan kami, bahasa Mandar tidak hanya hidup di panggung seremonial, tetapi digunakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di sekolah. Sekolah adalah tempat lahirnya generasi penerus yang mencintai warisan leluhur. Kami juga berharap rencana pembuatan Perda bahasa daerah bermuatan lokal di sekolah dapat difokuskan dan dikaji bersama tokoh budaya Polman,” ungkapnya dalam rilis Tim Warta Kominfo SP Polewali Mandar.

Generasi Muda sebagai Penjaga Warisan Budaya

FTBI 2025 menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan menggunakan bahasa daerah dalam keseharian. Dengan keterlibatan pelajar sejak dini, bahasa Mandar diharapkan tetap lestari lintas generasi. (Rls/WM)