Festival Hari Anak 2023 untuk Generasi Sehat dan Bahagia

Laporan: Muhammad Yusri

Tahun 1984, Presiden Soeharto menggagas Hari Anak Nasional (HAN) untuk ditetapkan sebagai salah satu hari nasional. Soeharto menilai anak-anak adalah aset kemajuan bangsa sehingga perlu diberi peringatan. Sejak saat itu, perayaan HAN terus digelar untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang ramah anak.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984, HAN diperingati setiap tanggal 23 Juli. Usulan itu dimulai dari pengesahan Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979, hingga saat ini peringatan hari anak tetap dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia. Mulai lomba tingkat anak-anak, diskusi, workshop dan berbagai agenda lainnya.

Seperti di Kabupaten Polewali Mandar, Festival HAN 2023 dilaksankan di Ruang Pola Kantor Bupati Polman. Diinisiasi oleh pusat kajian perempuan dan anak Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) bekerjasama Komisi IX DPR RI, Karang Taruna Sulbar, dan Pemda Polman, Minggu, (23/7/2023).

Citra N. Fariaty, S.IP.,M.Si. Ketua Panitia Festival HAN menjelaskan, festival ini sangat penting mengingat anak adalah harapan bangsa yang butuh perhatian semua kalangan. Salah satunya agenda yang digelar lomba menyanyi khusus usia anak. “Tujuannya untuk mengembalikan kecintaan anak-anak kepada lagu anak-anak. Karena dijaman digitalisasi sekarang semakin banyak anak-anak yang tidak tahu lagu anak-anak, sehingga mereka lebih banyak menyanyikan lagi orang dewasa yang sebagian besar memuat konten percintaan dan masalah orang dewasa yang belum saatnya mereka bahasakan,” ujar Citra.

Citra juga menyebutkan selain lomba ada pula talkshow sebagai mitigasi stunting, semangat muda untuk sehat dan bahagia. Pesertanya dari sekolah menengan atas dan kelompok remaja. Narasumbernya duta genre, dan dokter ahli kebidanan dan kandungan yang menjelaskan mengenai pentingnya remaja memahami kesehatan organ reproduksi mereka. “Sehingga paham mengapa penting untuk menunda pernikahan dan kehamilan. Karena kehamilan di masa remaja turut menjadi penyebab tingginya angka stunting, karena organ reproduksi belum siap, matang,” jelasnya.

Workshop HAN 2023 pun menghadirkan pengurus PKK, guru paud, kader posyandu, dinas kesehatan, dinas pemberdayaan perempuan, KB, dan anak, para stakeholder. “Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari masyarakat hingga stakeholder terkait stunting untuk sama-sama diberi pemahaman mengenai bagaimana pencegahan dan upaya untuk menurunkan angka stunting. Mengingat angka stunting sulbar saat ini menempati urutan kedua terbanyak di Indonesia, semua pihak harus saling bahu membahu. Agar warga mampu melakukan pencegahan stunting dari rumah sendiri,” tambah Citra.

St. Aisyah salah seorang ibu rumah tangga menyambut baik kegiatan ini. “Sangat bagus dilakukan mengingat anak-anak sekarang cara bergaulnya sudah kayak orang dewasa dan jarang lagi ada anak-anak yang bisa menyanyi lagu anak. Saya bersyukur karena sebagai orang tua juga bisa mendapat pengetahuan baru dalam mendidik anak,” kata Aisyah.

Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Komisi IX DPR RI Bidang Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Satgas Stunting Sulbar, dan dokter ahli gizi dan konsultan gizi dan anak di Unicef, beberapa perusahan, dan BUMN.

Hadir juga sebagai narsum Hj. Andi Ruskati Anggota Komisi IX DPR RI dan Dr. dr. Tan Shot Yen. (my/wm/*).