Engkau Bersama Kekasihmu

Oleh : Sahabuddin Mahganna dan Keluarga.

Kujadikan Ibuku dalam setiap waktu, meski engkau tak merasakan, aku tetap mengatakannya.

Perjalanan panjang ibu Cammana di muka bumi ini, mengajarkan kepada semua insan yang sempat mengenalnya.

Sebagai ibu, ketaatan dan konsisten begitu dalam, hingga mempengaruhi jiwanya dan akan kita tidak mudah melupakannya.

Sebuah kalimat yang tidak pernah bisa dilupakan “Manu Manu di Suruga” tatapi tulisan ini tidak akan sampai untuk melanjutkan kalimat itu, sebab hanya perlakuan yang akan meneruskan.

Dalam ingatanku syair itu sering kali terungkap bebas pada siapa saja, namun demikianlah beberapa kata dan itu hanya sebagai kata. Mimik malu diwajahnya ketika lirik dinyanyikan dengan segalah kecintaannya, membuat beliau tak sanggup melanjutkan, namun semuanya dengan segala kerendahan hatinya ia tetap melantunkan.

Bunyi rebana dalam lantunan Shalawat, dipahami sebagai pernyataan sikap pada Tuhannya, bahwa Nabi Muhammad Saw. sebagai Nur, sebagai cahaya untuk siapa saja yang diinginkannya. Beliau berharap suatu saat dia sebagai pribadi dan kita semua akan baik-baik saja dan akan bersamanya.

Bunyi rebana dipahami oleh nya sebagai benda yang bernyawa, begilot mewakili, tabuhan mendengung, kayu menahannya, dalam dekapannya menjadi penanda bahwa alam semesta menyertainya. Suaramu melengking menyayat jiwa manusia yang mendengarkan, begitupun limboro dan Mandar secara umum. Saya menangkap, kita semua begitu kehilangan.

Mandar 7 September 2020, engkau menghadap kiblat, mimpi orang-orang yang menyayangimu, kulitmu lembut, bagai kapas yang terbang bersama bajumu yang putih bersih, kau tersenyum manis dan sangat sekali, sebab engkau baru saja menitipkan pesan singkat kepada kerabat-kerabatmu, engkau baru saja selesai menjalani pertemuan indah, engkau sedang dalam kehidupan baru, engkau telah menjadi bagian penting bagi dunia, duniawi dan dunianya.

Saya terakhir melihatmu dan terakhir mendengar suaramu di bumi ini. “Me’apamoo Kambe” aku jawab seperti kamu Amma’ Engkau sedang dalam bahagia, aku tak pernah melihatmu susah, bahkan dalam pembaringanmu kau masih tersenyum, cantik dan berbahagia. Engkau begitu paham tentang perjalanan panjang, dan engkau begitu istimewa dalam pribadiku.

Selamat Jalan Amma’ “Nikmatilah, Engkau Bersama Kekasihmu.
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin Waala Alih Wasahbi Wassallam.