Doktor Idris, Setelah Mohon Pamit

Foto: Pemprov Sulbar dan Foto: Sharing WA Pejuang Sulbar
Foto: Pemprov Sulbar dan Foto: Sharing WA Pejuang Sulbar

Oleh Adi Arwan Alimin

Sepintar atau secerdas apapun seorang Sekda Provinsi, dia tetap memerlukan sosok Gubernur yang kuat dan kompeten. Itu selarik catatan penting usai berbincang dengan Dr. Muhammad Idris.

Laki-laki ini lahir di Taukong, 15 November 1964. Dia mantan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar. Jabatan sebagai Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat sejak Selasa, 13 Novemeber 2018.

Sejak Jumat kemarin atau bertepatan usianya yang ke-60 tahun, ruang percakapan komunitas dan media sosial dipenuhi flyer Mohon Pamit dan Mohon Maafnya.

Hari ini Sulawesi Barat lagi-lagi kehilangan saat Pak Idris kembali ke Jakarta sebagai dosen. Doktor kualifikasi Eselon 1 ini mutiara kecerdasan dari birokrasi yang bersinar karena kapasitasnya, beliau sosok yang Maka anna Sitinaya.

Sebab itu pula beliau tidak tertarik pada kontestasi Pilgub Sulbar 2024. Namanya muncul dalam sejumlah survei, kelompok komunitas warga juga mendorongnya maju. Namun Doktor Idris bergeming, dia memiliki kalkulasi.

Katanya, “kita mesti selalu menempatkan kepantasan untuk berada di sana.”

Pesannya, “Kita harus menjaga agar Sulbar ini tidak mengalami defisit moral!” Banyak hal yang telah terjadi sejak mendampingi satu gubernur definitif dan tiga penjabat Gubernur Sulbar.

Dr. Idris diantara Pejuang Sulbar yang Kami hormati dan banggakan. Kita memerlukan Sekprov sekelas beliau. Itu saja.

Sejumlah nama pengganti buncah ke publik, siapa dapat menduga siapa bakal mengganti Doktor Idris. Ini bukan tentang kelompok birokrasi, bukan pula suka atau tak suka. Tetapi mengenai, apakah seseorang yang disebut-sebut itu
layak atau pantas.

Banyak hal yang membuatnya menjadi patron, bukan hanya mengenai kepantasan karena pengalaman birokrasinya. Idris diakui suhu terbaik dalam keilmuan, praktik, dan ide yang brilian.

Tetapi siapa penggantinya?

Doktor Idris memiliki karakter pribadi nan luhung. Soal kapasitasnya yang unggul, juga pandangan mengenai kualitas sumber daya manusia Sulawesi Barat tak terkira mutunya.

Kira-kira siapa menempati kursi yang ditinggalkannya. Hanya ingin mengingatkan, “Sulbar ini bukan hadiah brother!” Tapi buah perjuangan yang martabatnya terus dijaga sang Doktor.

Disela tahapan Pilgub Sulbar menuju Hari H, saya tak hanya fokus pada siapa bakal terpilih sebagai Gubernur. Juga menanti sekda provinsi berikutnya (?)

Mamasa, 16 November 2024