Oleh: Sudirman Syarif
IRJEN Pol Baharuddin Djafar pasti akan disebut menyertai kepemimpinan di Polda Sulbar sekitar dua tahun setengah. Tegas terhadap anggota yang melanggar, menjadi warna yang tak dimiliki pemimpin sebelumnya.
Karena itu, ia berhasil mendekatkan Polda dengan masyarakat Sulbar. Gayanya membuatnya dikenal hampir di semua lapisan masyarakat.
Wawancara jenderal polisi bintang dua ini, terwujud setelah janji bertemu berlalu sepekan lebih. Gerimis terus saja turun di langit Mamuju, menambah dingin di lobi Grand Maleo Hotel Mamuju, Senin (17/2) malam, di tempat itu kesepakatan bertemu terwujud.
Dia datang bersama seorang ajudan, saat jam dinding yang terpasang di atas kepala petugas kebersihan hotel menunjuk arah pukul 23.24 Wita.
Dia baru saja bertugas di Polda Maluku, tak berselang lama juga dilantik setingkat lebih di atas. Jenderal polisi bintang dua. Hatinya memang sedang bahagia. Mendapat reward yang tak semua jenderal bisa meraihnya.
“Saya tentu bahagia, karena kepindahan saya ini dapat reward, kenaikan pangkat setingkat lebih di atas,” ujarnya.
Di Polda Maluku, penugasannya tentu akan berbeda dengan Sulbar. Maluku merupakan wilayah dengan persentase penduduk yang didominasi nonmuslim.
“Akan menambah pengalaman saya bertugas. Dan ini tugas saya tinggal 11 bulan lagi, saya rasakan bahwa 95 persen yang lalu ini, saya jalankan lumayan berarti bagi saya,” ungkap dia.
Suaranya parau, beberapa hari terakhir kesibukannya meningkat dari hari-hari bisanya. Mondar mandir Maluku-Sulbar, mengikuti banyak acara pisah sambut, dan bertemu dengan masyarakat.
Usianya telah memasuki 57 tahun, 18 tahun suda dia mengabdi di kepolisian. Bertugas di Poda Metro Jaya salah satunya. Sebagian usianya telah habis di rantau. Mengabdi kepada nagara waktunya tak banyak untuk pulang ke Sulawesi Selatan, menemui orang tuanya.
“Keamanan harus menjadi tanggung jawab kepolisian di suatu daerah, harus dipertanggungjawabkan. Termasuk ada jaminan keamanan. Itu karena memang kita (Polisi) penentu keamanan dalam negeri. Kalau fungsi-fungsi yang ada di kepolisian itu berfungsi dengan baik, saya kira keamanan akan tercipta,” jelasnya.
Mantan Kapolda Sulbar itu berjanji “pergi untuk kembali”. “Saya dengan keluarga, karena budaya di sini tidak jauh berbeda dengan budaya leluhur saya, dan ada usaha kecil yang bisa dijalankan. Istri saya jual roti, kemudian saya mau usaha kecil di sini. Mungkin tambak udang di Matra, saya ingin di sini saja.”
Obrolan itu berakhir jelang dini hari, disekeliling tamu hotel yang mulai tenang. “Pesan saya, apa yang telah diberikan kepada saya, tolong diberikan kepada Kapolda yang baru. Karena siapapun dia, jabatan sebagai Kapolda di sini sangat mengharapkan dukungan seluruh lapisan masyarakat.”
“Bukan hanya stakeholder yang ada, tapi seluruh lapisan masyarakat. Semua masyarakat berperan untuk menciptakan kondisi aman seperti sekarang ini,” tutupnya.