Dari Rakor Hidayatullah, Pancasila Adalah Ajaran Agama

Netizen: Hajrul Malik, Mamuju

DIMULAI dari lagu Indonesia Raya, bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk INDONESIA RAYA. Adalah filosofi dasar yang diletakkan oleh founding father bangsa ini.

Kita harus kembalikan pada mainstream awal berdirinya bangsa dan negara ini lahir dari kesadaran religius, yang menjiwai kesadaran berbangsa dan bernegara.

“Oleh karena itu, tidak boleh ada da’i Hidayatullah yang membenturkan antara negara dan agama. Sebab jiwa Pancasila justeru seluruhnya adalah ajaran agama.” Demikian Ustadz Drs.Tasrif Amin, M.Pd. dalam sambutannya pada Pembukaan Rakerwil IV Hidayatullah Sulawesi Barat.

“Harapan saya adalah bagaimana agar program kerja yang akan dirumuskan dalam rapat kerja ini adalah program dakwah yang dapat disinergikan dengan program pemerintah. Termasuk pemerintah kabupaten dan propinsi,” sambungnya.

Mengutip potongan tausyiah Kapolda Sulawesi Barat bahwa menjadi da’i adalah tugas utama kita sebagai hamba Allah SWT. Maka dakwah ini adalah proses menjadi da’i untuk mendapatkan ladang pahala yang terus menerus mengalir.

Ada dua kata mainstream yang kita dipakai Hidayatullah, yaitu kata dakwah dan Tarbiyah. Kedua kata ini selamanya menjadi basis dan ruh pergerakan. Yang pertama kata dakwah bahwa ibu merupakan pekerjaan utama kita dan tidak ada pensiunan da’i, ibu selamanya.

Kata kedua adalah tarbiyah. Tarbiyah adalah proses pendidikan, yaitu proses membangun generasi untuk memperbanyak kader dakwah. Karena itu, di manapun para kader dakwah berdiam maka tugas kedua selain berdakwah adalah membangun pondok pesantren. Sebab ini menjadi asbab turunnya berkah seperti isyarat Allah SWT dalam Al-Qur’an. Bahwa seandainya penduduk sebuah kawasan (Qura) beriman dan bertaqwa, maka Allah SWT akan turunkan BERKAH dari langit dan dari bawah bumi. (QS. Al A’raf, ayat 96).

Kegiatan rakerwil Hidayatullah ke IV ini yang dilaksanakan di aula lantai III kantor gubernur Sulawesi Barat, dibuka oleh asisten 1 bapak Drs.M.Natsir, M.Si. mewakili Gubernur Sulawesi Barat. Turut pula hadir dirlantas mewakili Kapolda Sulawesi Barat serta sejumlah tokoh dan para da’i Hidayatullah se Sulawesi Barat.