,

Cara Partai Gelora Memahami Efek “Cocktail Party” dalam Pemilu

Fahri Hamzah bersama Ketua DPW Partai Gelora Sulawesi Barat H. Hajrul Malik, yang juga Caleg DPR-RI dari Partai Gelora, nomor urut 1 Dapil Sulawesi Barat

MANDARNESIA.COM, Mamuju — Situasi politik di Indonesia jelang Pilpres 2024 saban hari menarik dicermati. Walau akan berlangsung Februari tahun mendatang dinamikanya makin mengajarkan bahwa gegar politik antar pendukung calon presiden dan calon wakil presiden lahir dari faktor efek “cocktail party”.

“Hal ini sudah diingatkan bang Fahri bahwa dinamika karena faktor cocktail efek itu pasti berpengaruh terhadap format koalisi dan dukungan terhadap capres cawapres itu,” tutur Hajrul Malik Ketua DPW Partai Gelora Sulawesi Barat kepada mandarnesia.com, Jumat (1/9/2023) siang.

Menurut mantan anggota DPRD Kabupaten Mamuju ini, pihaknya bersyukur karena makin dapat memahami logika politik negara sehingga tidak terpengaruh terhadap gonjang-ganjing politik nasional yang belum menentu arah.

“Kami di Gelora fokus kepada pencapaian kekuatan untuk dapat memastikan berkontribusi terhadap membangun Indonesia yang kuat secara ekonomi militer, dan teknologi sebagai unsur utama menjadikan Indonesia super power baru,” terang punggawa Partai Gelora Sulbar, yang partainya dikabarkan akan segera deklarasi bersama bakal Capres Prabowo dari Gerindra.

Hajrul menekankan, saatnya politik dibangun dengan dasar logika, dan narasi yang menjadi sumber kekuatan utama dan fondasi bangsa Indonesia.

“Ini yang akan kita wariskan pada generasi berikutnya. Kita memiliki Peta jalan yang sudah benar, jadi mari wujudkan strategi yang sudah kita tetapkan apapun konsekuensinya. Saya berharap pada kader Gelora untuk mengoptimalkan segala keterbatasan. Ini mesti dilakukan sedikit demi sedikit, perlahan namun pasti dan jangan terpengaruh gonjang-ganjing politik tokoh maupun hegemoni sekelompok orang.” (*)