BPS Rilis Pertumbuhan Ekonomi Sulbar di Tengah Pandemi Covid-19

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com — Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat di triwulan-i tahun 2020 tumbuh 4,92 persen y-on-y di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Laju pertumbuhan ekonomi turun jika dibandingkan tahu lalu 5,21 persen.

Berdasarkan rilis BPS Sulbar perekonomian Sulawesi Barat triwulan I-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 11,42 triliun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 8,02 triliun rupiah.

Ekonomi Sulawesi Barat triwulan I-2020 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2019 (y-on-y) mengalami pertumbuhan 4,92 persen. Menurut lapangan usaha, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif.

Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 8,88 persen pada lapangan usaha Informasi dan Komunikasi. Adapun dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi rumah Tmtangga sebesar 4,06 persen.

Sedangkan Ekonomi Sulawesi Barat triwulan I-2020 secara q-to-q mengalami kontraksi 8,90 persen. Dari pendekatan lapangan usaha, hampir semua lapangan usaha mengalami kontraksi. Namun pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Real Estate sebesar 0,04 persen. Dari sisi pengeluaran,

Komponen pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mengalami kontraksi terendah sebesar 1,96 persen.

Pada skala regional di Kawasan Sulawesi Maluku Papua, semua provinsi mengalami kontraksi dengan kontraksi terendah pada triwulan I-2020 (q-to-q) terjadi di Gorontalo sebesar 0,73 persen. Adapun Sulawesi Barat terkontraksi 8,90 persen, menempati posisi ke sembilan.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan I-2020 (y-on-y) terjadi di Papua Barat sebesar 5,14 persen. Adapun Sulawesi Barat sebesar 4,92 persen, menempati posisi ke dua.

PDRB menurut lapangan usaha . Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2020 Terhadap Triwulan I-2019 (y-on-y) pada triwulan I-2020 ekonomi Sulawesi Barat tumbuh 4,92 persen bila dibandingkan triwulan I-2019 (y-on-y). Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha dengan besaran yang bervariasi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 8,88 persen, diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar 8,68 persen dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,28 persen.

Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat triwulan I-2020 (y-on-y), sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,33 persen; diikuti informasi dan komunikasi sebesar 0,45 persen. Perdagangan Besar-Eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,45 persen; dan administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 0,43 persen.

Sementara pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat dari lapangan usaha lainnya sebesar 1,26 persen. Struktur PDRB Sulawesi Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2020 menunjukkan perekonomian Sulawesi Barat masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 42,81 persen, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 10,49 persen; perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 10,17 persen, dan konstruksi sebesar 7,48 persen.

Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 terhadap Triwulan IV-2019 (q-to-q) Kinerja ekonomi Sulawesi Barat triwulan I-2020 mengalami kontraksi 8,90 persen. Hal itu menggambarkan suatu kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan dibanding triwulan IV-2019 yang tumbuh sebesar 4,16 persen. Jika melihat tahun-tahun sebelumnya, kinerja  perekonomian pada triwulan I tahun 2018 dan 2019 terlihat memiliki kecenderungan yang sama, yakni sama-sama mengalami kontraksi.

Pola pertumbuhan pada triwulan I tahun 2018 dan 2019 masing-masing terkontraksi sebesar 8,26 persen dan 7,64 persen. Kondisi seperti ini merupakan sebuah siklus yang terjadi pada setiap triwulan I.

Pertumbuhan PDRB dan beberapa lapangan usaha q-to-q menurut Triwulan 2018-2020 (Persen) Terkontraksinya kinerja perekonomian pada triwulan I-2020 lebih disebabkan oleh kinerja di hampir semua lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Lapangan usaha yang paling tinggi mengalami kontraksi adalah lapangan usaha sdministrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, yaitu sebesar 38,23 persen.

Lapangan usaha yang terkontraksi terbesar kedua adalah lapangan usaha Konstruksi yaitu sebesar 18,98 persen. Sedangkan lapangan usaha Real Estate merupakan satu-satunya lapangan usaha yang mampu tumbuh positif pada triwulan I-2020 yakni sebesar 0,04 persen.