Bermalam Minggu di Monas

Laporan: Hajrul Malik

Reuni 212 beberapa jam lagi. Agenda akan dimulai dengan qiyamullail pukul 03.00-04.00 WIB. Namun umat Islam sudah memadati area Monas untuk hajatan silaturahmi atau reunian yang disebut Alumni 212.

Subhanallah, subhanallah, Maha Suci Allah yang memperjalankan hamba-Nya dari berbagai penjuru Nusantara. Tidak perempuan, laki-laki, anak anak, kalangan masyarakat menengah ke bawah, menengah ke atas, seluruhnya berkumpul di area Monas ini. Tentu magnetnya adalah kebaikan, sebab jika ini ajang kampanye untuk paslon tertentu, pastilah butuh dana miliaran, bahkan ratusan miliar untuk mendatangkan mereka.

Katakanlah, jumlahnya 4000.000 peserta, jika mereka harusnya diberi jumlah paling minimal 100.000, maka dibutuhkan Rp 400 miliar, sekedar untuk uang saku. Belum biaya transportasi, dan makan minimal tiga kali.

Saya hanya berguman dalam hati, andaikan reunian umat seperti ini setiap bulan, atau 6 bulan sekali atau setahun sekali dan itu digilir ke seluruh kita besar di Indonesia, setidaknya distribusi potensi ekonomi umat akan sangat dirasakan. Bagaimana tidak, yang hadir ke sini (reuni212) ini mereka membawa duit untuk kebutuhan transportasi, makan, menginap, berinfaq langsung, beli suvenir 212, dan sebagainya.

Anda bisa menghitung sendiri, untuk gambaran saja hotel sekitar Monas, ada Mercure, Borobudur, dan lain-lain. Kata kawan saya yang menemani jalan dari Sabang sampai Monas, hotel itu banyak dihuni peserta 212 dan mereka sudah memesan jauh hari sebelumnya. Ternyata yang hadir di sini juga elit daerah, salah seorang yang menemani makan malam kami pak Dedi dari Bangka Belitung.

Bisa dipastikan peserta hampir hadir dari semua daerah. Saya baru duduk di depan panggung utama, sejak pukul 20.45 beberapa menit saja sudah berkenalan peserta lainnya dari Malang, Balikpapan, Lampung, dari Bekasi anak muda yang jalan kaki 50 KM. Ada pula yang dari Wonomulyo, dua anak muda yang mengaku naik motor ke Makassar terus naik kapal laut ke Jakarta.

Maka ini adalah nikmat Allah, bukan potensi kerusuhan. Allah Akbar. Begitu umat selalu jadi sumber manfaat, insya Allah.