Ini bukan perkara mudah. Jalan pulang ke masa lalu bukannya menuntaskan rindu,
malah menambah beragam keruwetan.
***
PAGI sekali, pukul 04.23 WIB, saya berniat membersihkan halaman kost, mencuci pakaian yang sebetulnya belum menumpuk, mengepel lantai, membereskan rak buku, mandi, habis itu ke pasar. Tapi sepertinya membersihkan halaman sepagi ini cukup sulit, di luar masih begitu gelap, lampu di halaman baru saja mati dan belum diganti, pasti banyak sekali tikus got berkeliaran. Itu sungguh menjengkelkan. Sebaiknya saya memulainya dengan menata rak buku terlebih dahulu, atau mencuci.
Saya masih duduk sambil memikirkan list aktivitas pagi ini. Terlalu banyak rencana, membuat saya malas sekali bergerak. Beberapa kali saya memang selalu melakukan hal yang sama, setelah itu menyesal karena membuang waktu, lalu mengulangnya lagi. Hari ini misalnya.
Kalau sudah seperti ini, saya akan lebih memilih memainkan gawai, membaca berita terbaru, atau memberi makan ikan yang beberapa hari ini saya rawat di dalam sebuah game. Tetapi, saya tidak punya cukup banyak motivasi untuk melakukan itu kali ini. Untuk pertama kalinya, setelah beberapa bulan, saya membuka akun facebook lama. Memang, saya jarang sekali membukanya, saya lebih sering membuka akun baru, bahkan akhir-akhir ini saya intens mengintip beranda, melihat status-status, lalu memencet emoticon jempol tanpa membacanya.
Saat ku buka, beranda facebook mengingatkan kenangan beberapa tahun yang lalu. Status ucapan selamat hari guru pada 25 november 2012. Saya masih SMP saat itu. Status berisikan foto jadul dengan caption yang bertuliskan “s3lam4T haR1 GurU ;D” membuat saya tertawa dan tiba-tiba mengingat banyak hal. Ini membawa saya pulang ke masa lalu dan mencoba berpetualang untuk sekian kalinya.
Saya sadar, ini bukan perkara mudah. Jalan pulang ke masa lalu bukannya menuntaskan rindu, malah menambah beragam keruwetan. Mengingat kembali masa itu, membuat saya sedikit geli, lalu menertawai diri sendiri. Merasa begitu alay adalah salah satu alasan utamanya.
Meski terlahir di tahun sembilan-sembilan, tekhnologi juga memiliki pengaruh yang cukup besar saat itu. Sebetulnya saya tidak begitu suka menggunakan gawai, karena keseruan bermain dengan teman-teman masih menjadi prioritas utama. Hanya pada moment-moment tertentu, misalnya mengirim pesan, bermain game, sekedar misscall, atau iseng menelfon nomer darurat, mendengarnya berbicara dengan begitu baku, lalu mematikan telephone, kadang pula mencoba menjawab pertanyaan soal identitas, kejadian, dan alamat habis itu cepat-cepat kami memutus telephone. Saya dan teman-teman sering sekali melakukannya, setelahnya kami akan tertawa bersama karena merasa menang, operator di panggilan itu sepertinya percaya. Hingga akhirnya kejailan kami berhenti ketika salah seorang teman memberikan informasi dan menakut-nakuti bahwa di luar sana banyak orang yang ditangkap Polisi dengan kasus penipuan. Jelas kami sangat takut. Di kepala kami, Polisi adalah orang yang tegas, dengan pistol di tangannya. Beberapa film menampakkan itu.
Saya menggunakan handphone bermerek Nokia C2-01 saat itu, mengoperasikan kameranya yang buram saat membidik moment kami bermain, menanam bunga, atau sekedar mencampur pupuk kendang sore hari di sekolah. Selebihnya saya akan membuka beranda facebook untuk sekedar menambah teman atau mengonfirmasi pertemanan. Status dengan tulisan “s3lam4T haR1 GurU ;D” tahun 2012 itu, sebenarnya pengaruh dari kebiasaan menulis SMS sebelum muncul facebook, BBM, Line, WhatsApp, dan aplikasi chatting lainnya.
Jauh sebelum tekhnologi semakin canggih. Di mana kita bisa berkomunikasi dengan orang di belahan dunia manapun, berteman dengan orang yang tak pernah kita temui dan kita bisa menyapa, “Selamat Malamm semuaaah!” setiap malam menjelang tidur. Saat itu, SMS memegang peran yang sangat penting. Kita dapat bertukar informasi dan bertanya kabar.
Sesuai dengan namanya, layanan pesan singkat atau Short Massage Service. Sms memiliki batasan penggunaan kata, satu kali sms hanya bisa mengirimkan 160 huruf saja. Ini membuat fenomena menulis pesan saat itu memiliki keunikan tersendiri.
Dalam laman IDNTimes.com menuliskan tipe sms yang ngetren di kalangan remaja era 2000an. Diantaranya:
1. Disingkat-singkat
sumber: curtai.lajada.co
Karena untuk sekali SMS hanya bisa mengirimkan 160 huruf saja dan jika lebih dari itu kamu harus membayar dua kali SMS. Maka muncullah tren menyingkat kata agar lebih hemat. Mengingat biaya sms jaman dulu lumayan menguras kantong.
Beberapa orang menyingkat kata dengan cara menghilangkan huruf vocal. Seperti mengetik kamu jadi km, boleh jadi blh. Ada juga yang menyingkat kata dengan menghilangkan kata depan atau belakangnya. Misalnya saja kata belum jadi lum, sudah jadi dah.
Tak hanya satu kata saja yang disingkat, tapi beberapa kata juga bisa disingkat. Misalkan saja sorry baru balas disingkat jadi sbb. Kalau dalam bahasa Inggris ada ‘OTW’ kepanjangan dari on the way. Dan masih banyak lagi macamnya. Semua tergantung dengan kreativitas masing-masing orang.
2. Tanpa spasi
Nah, ini biasanya dipakai untuk mereka yang benar-benar ingin memaksimalkan SMS. Terus bagaiman biar penerima SMS bisa mengerti isi pesan yang dikirim? Sebagai pembatas, awal kata diawali dengan huruf besar. Misalkan, kamu akan mengirim pesan berbunyi ”AKu sakit, besok tolong absenin ya!”, maka bisa diketik “AkuSakitBesokTolongAbseninYa!”
3. Dibentuk gambar
Sumber: Sidetek.blogspot.com
Pesan berbentuk gambar ini sering sekali dipakai mereka yang lagi kasmaran. Kaum pria yang lagi PDKT biasanya kirim ucapan selamat tidur dengan huruf-huruf yang dimodifikasi jadi boneka atau bunga yang dibumbui dengan ucapan “good bight have a nice dream” di bawahnya.
Selain itu SMS tipe ini sering sekali dipakai sebagai ucapan saat hari raya. Dengan bentuk masjid atau ketupat, diiringi ucapan mohon maaf lahir dan batin.
4. Berpantun ria
Era 2000an memang marak sekali berbalas pantun. Tak terkecuali saat berbalas SMS. Sampai-sampai ada buku berisi pantun-pantun sms lucu atau romantis.
Misalnya saja saat temanmu balas sms yang tidak sesuai dengan yang dibahas kamu bisa kirim sms pantun “jaka sambung naik becak, gak nyambung kocak”.
5. Mengganti huruf dengan angka
Sumber: mytimeislater.blogspot.com
Selain tren menyingkat dan menghilangkan spasi, anak era 2000an juga suka mengganti huruf dengan angka. Huruf a diganti dengan angka 4, huruf g diganti dengan angka 9, huruf s diganti dengan angka 5.
Nah, kira-kira kamu pernah mengalaminya tidak? Kalau saya sering sekali. Beberapa teman yang saya jumpai juga mengaku demikian. Ini konyol, tetapi menjadi trendi pada zamannya. Kecanggihan tekhnologi memang selalu memberi ruang berekspresi tersendiri. Meskipun yang nyata tetaplah bukan dunia maya.
Memang pelik. Dunia telah berganti rupa, dan bukan untuk kemenangan kita. Selalu begitu dari dulu. Dan saat ini, gaya hidup trendi, bukan lagi sebatas mengetik pesan menggunakan 4n9k4 ditulis gEdE kECil, rambut gaya emo dan memakai gesper raksasa, atau main yoyo dan mencoba trik naga menembus langit. Semua itu masa lalu. Setiap zaman punya ceritanya masing-masing. Selamat mengenang.[]
Sumber Gambar: mytimeislater.blogspot.com