mandarnesia.com – Hujan deras yang mengguyur sebagian daerah di Mamuju, Selasa (24/4/2018) membuat beberapa daerah mengalami kebanjiran.
Salah satunya Kelurahan Dayanginna, Kecamatan Tapalang, Mamuju. Akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 12.00 Wita mengakibatkan satu rumah yang berada di pinggiran sungai Anusu hanyut terbawa arus.
“Rumah yang ada di sebelah saya ini sudah jatuh ke bawah dan hanyut karena nakikis terus air, tapi orangnya sudah tidak ada di dalam,” ujar Sitti Anah (33) salah satu warga sekitar yang rumahnya hampir digerus banjir.
Sebelumnya, ia mengaku panik sewaktu melihat banyaknya warga sekitar yang berdatangan melihat tingginya arus sungai yang membawa salah satu rumah tetangganya itu.
“Pas saya dari sekolah sekitar jam dua orang sudah banyak berdatangan, mereka pun mengira rumah saya juga akan terkena,” katanya sambil bercerita panjang lebar.
Dengan lokasi yang berdekatan langsung dengan sungai ia berusaha mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengosongkan isi rumah, dan membawanya ke rumah tetangga lain yang lebih aman.
Ia mengaku lokasi yang ia tempati adalah lokasi yang ia beli, ia enggan untuk pindah, kecuali pemerintah memberi ganti rugi.
“Tidak mauka (pindah) pengennya pemerintah naburonjong saja, kalau tidak kita perbaiki sendiri. Tanah ini milikku, saya beli lengkap semua tidak seenaknya kalau saya pindah. Itu saja kalau mau nasuruhka pindah ganti rugi,” harap Sitti Anah yang memiliki lokasi tanah seluas 15×13 meter.
Dari pantauan mandarnesia.com di lokasi, salah satu rumah yang dimiliki oleh warga bernama Adi, lenyap diseret arus sehingga pihak Kepolisian dari Polsek Tapalang melakukan pengamanan dan pemasangan garis polisi.
“Setelah kejadian tadi kami memasang police line, karena banyak anak-anak ke pinggir apalagi di bawah sudah mulai longsor lagi,” ujar Kapolsek Tapalang IPTU Kamali Raafi, saat melakukan pengamanan bersama pemerintah terkait lainnya di lokasi kejadian.
Ia memastikan pihak dari kepolisian akan tetap melakukan pengaman sampai situasi kondusif.
“Kita akan tetap melakukan pengamanan sampai benar-benar aman,” jelasnya.
Ditemui di lokasi yang sama camat Kecamatan Tapalang Firdaus Wahid mengatakan, setelah mengetahui informasi tersebut pihaknya telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi kejadian dan meminta pihak terkait lainnya dapat memberikan bantuan.
“Setelah mengetahui ini (banjir) kami langsung menginformasikan ke BPBD kabupaten dan alhamdulillah berselang satu jam kemudian sudah ada di tempat,” jelas Firdaus Wahid kepada mandarnesia.com di lokasi kejadian, Selasa (24/4/2018).
Menurutnya setelah melakukan komunikasi dengan pihak terkait kerugian yang dialami ditaksir mencapai 10-15 juta. Untuk memberikan bantuan pihak dari Tagana akan melakukan pendataan lebih jauh akibat dari longsor tersebut.
“Besok dari pihak Tagana akan mendata, kalau itu sudah masuk insya Allah akan ada bantuan dari dinas sosial berupa logistik,” sebutnya.
Tidak hanya itu, dirinya memastikan lokasi yang digunakan oleh warga yang terkena musibah adalah lokasi milik pemerintah dan berada di daerah yang rawan, sehingga pemerintah tidak mempunyai kewajiban untuk memberikan ganti rugi.
“Kalau tanah ini adalah tanah pemerintah sebenarnya.Tapi warga ini membangun di tanah negara, jadi yang bisa dibantu itu hanya bahan makan saja, kalau berupa bangunan saya kira tidak karena bukan tanahnya,” terangnya.
Meski tidak ada korban jiwa pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju (BPBD) yang dihadiri langsung oleh Hamdan Malik sebagai kepala dinas akan tetap siaga memberikan bantuan.
Reporter: Ayub Kalapadang
Foto: AKP