Wonomulyo-mandarnesia.com-Bertemu langsung dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Ajbar menyerap aspirasi dan keluh kesah penyuluh dari Kecamatan Tapango dan Wonomulyo, Hotel Istana, Wonomulyo (8/2). Dalam kesempatan tersebut Ajbar menyampaikan bahwa sebagai garda terdepan pembangunan pertanian tak jarang mereka di ujung tanduk.
Padahal kadang kita tidak sadari prestasi di bidang pertanian adalah buah kerja mereka. Tanpa mengenal lelah, panas dan hujan mereka bergerak dan bekerja dalam kesunyian pemberitaan. Bahkan tidak jarang begitu sektor pertanian merosot yang kena getahnya adalah penyuluh pertanian Lapangan.
“Tetapi taukah kita kondisi penyuluh lapangan kita saat ini? Misalnya saja di BPP Tapango jumlah desanya 14 desa, PNSnya hanya 6 orang, membawahi 14 desa/kelurahan, dan tahukah kita bahwa jumlah PPL Kecamatan Tapango 18 orang lalu dimana ngambilnya PPL sebanyak 12 orang? Mereka itulah tulang punggung daerah ini, tetapi 12 orang itu adalah tenaga SUKA dan RELA. Terik, jalan terjal berlumpur tak menyurutkan semangat mereka walaupun mereka hanyalah Sukarela” ungkap Ajbar.
Lanjut disebutkan Ajbar bahwa kondisi di Tapango hampir sama di kecamatan lain di daerah ini. Apakah pernah disadari ketika hasil pertanian menurun, ramai-ramai kesalahan itu dibebankan kepada penyuluh?
“Mereka dipaksa bekerja seperti setengah dewa” Lanjut Ajbar
Selain itu kondisi terkini menghadapi penerbitan kartu tani dan syarat pembelian pupuk bersubsidi bagi petani dengan sistem e-RDKK sangat menyulitkan PPL, sebab walaupun sudah berkelompok dan sudah menyerahkan RDKK manualnya tetapi sistem e-RDKK kadang tidak semua anggota kelompok terinput dalam e-RDKK.
“Kondisi ini akan menjadi masalah besar sebab petani tidak bisa menebus pupuk subsidi apabila tidak terdaftar dalam e-RDKK. Pada kondisi demikian pasti yang kena getahnya adalah PPL lagi, padahal sistem pengimputannya ada di dinas pertanian kabupaten” Urai Ajbar.
Sementara penyluh yang bertemu langsung dengan Anggota DPD RI dapil Sulawesi Barat Ajbar menyampaikan aspirasinya bahwa semoga melalui Ajbar, diharapkan perjuangan penyuluh lapangan pertanian bisa diteruskan ke pusat. Inilah kondisi penyuluh saat ini. Jeritan para tenaga penyuluh lapangan. Dituntut profesional tetapi kondisi kami amat terbatas dan terbelakang.
Rilis