,

AIM: Festival Saeyyang Pattuqduq, Jaga Nilai dan Tradisi Budaya

Laporan: Wahyudi

POLEWALI, mandarnesia.com – Perhelatan Saeyyang atau Saiyang Pattuqduq tentu memberikan respons yang beragam berbagai pihak. Pembaca tentu akan menemukan semua itu di media sosial, mulai dari membandingnya dengan even lain atau bahkan menyodorkan budaya yang lain untuk diperlakukan sama dengan tradisi Saeyyang Pattuqduq.

Bupati Polewali Mandar begitu antusias dan sangat merasa happy menyaksikan masyarakat Polewali Mandar dalam konektifitas silaturahim dalam even kebudayaan kali ini.

“Saya sebagai bupati sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat Polewali Mandar, khususnya kepada Ibu Itje Khodijah dari UNESCO atas kesempatannya untuk datang ke Polewali Mandar, serta terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Polewali Mandar atas terselenggaranya kegiatan ini,” ungkap bupati dua periode ini.

Menurutnya ini adalah langkah awal dan masih akan panjang proses yang harus dilalui.

“Ini baru awal, masih banyak proses, jadi tolong kepada Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar, jangan bekerja setengah-setengah. Semua persyaratan yang diminta UNESCO, harus kita siapkan dari sekarang, dan saya berharap bagaimana caranya agar warisan nenek moyang kita ini jangan sampai punah, harus terus digelorakan, digiatkan,” harapnya

Bupati AIM berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar dapat memberikan motivasi ke masyarakat khususnya kepada pemilik kuda. Bahwa aktivitas budaya ini harus tetap dilestarikan dan berharap kebudayaan lain pun turut ditampilkan.

“Ke depannya saya berharap kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bagaimana memberi motivasi kepada pemilik-pemilik kuda, bagaimana budaya kita ini dilestarikan dengan baik. Karena bukan hanya itu kebudayaan ta, seharusnya tadi ini dilengkapi ada Passayang-sayang, sehingga ibu khodijah ini bukan hanya melihat satu jenis kebudayaan yang ada di Polewali Mandar. Tapi di Polewali Mandar banyak budaya yang perlu diangkat, agar menjadi milik kita, jangan sampai diklaim oleh daerah atau bangsa yang lain,” sebut AIM usai menghadiri Festival Saiyyang Pattuqdu di #port Centre Polewali.

Ditambahkan, orang Mandar ini ada di mana-mana merantau, di Kalimantan di Malaysia. “Orang di sana bikin kuda pattuqduq, lalu diklaim lagi di sana bahwa ini budayanya. Ini yang harus dijaga. Karena orang Mandar itu merantaunya di mana-mana,” sebutnya.

“Tolong pak kadis Pendidikan dan Kebudayaan, lestarikan semua tradisi budaya kita. Apa yang ada agar didaftarkan dulu di Kemenkumham, sehingga hak-hak kebudayaan kita ini, seperti sarung sutera yang sudah didaftarkan itu. Agar kita tidak kehilangan warisan nenek moyang,” tutupnya. (wm/*)

Foto: Kominfo Polewali Mandar