18 Tahun Mengajar, Begini Ungkapan Haru Seorang Honorer di Majene

Reporter : Busriadi Bustamin

MALUNDA, mandarnesia.com–Hanya keterbatasan ekonomi, Burhan salah seorang guru honorer di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat tak mampu melanjutkan pendidikanya ke jenjang S-1.

Akibatnya, ketika ada pendaftaran CPNS atau info K2 akan diangkat jadi PPPK, ijazah D-2 yang ia miliki tak kunjung laku.

Seperti itulah gambaran yang diungkapkan Bur Burhan di akun faceboknya, Selasa (16/3/2021). Ia merupakan  salah satu guru honorer  di SD 5 Bambangan, Desa Bambangan Kecamatan Malunda, Majene, Sulawesi Barat. Sejak 2003-2021 atau delapan belas tahun lamanya statusnya tak pernah berubah sebagai guru honorer.

“Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu. Kami dari Guru Honorer yang belum terangkat jadi CPNS mengucapkan selamat kepada semua teman-teman yang sudah  lolos jadi CPNS Tahun ini. Semoga amanah yang diberikan oleh Allah SWT ini dapat di syukuri dan dijalankan dengan baik penuh tanggung jawab,” tulisnya.

“Dan kami Guru Honorer yang tidak bisa diterima dan diangkat jadi CPNS karena faktor ekonomi sehingga ijazah kami hanya sampai di D.2 saja dan tidak memenuhi syarat untuk di terima dan diangkat CPNS dan semoga teman-teman yang sudah lolos CPNS agar mendoakan kami dengan baik demi masa depan kami,” kata Burhan salah seorang anak Yatim Piatu di Desa Bambangan.

Burhan berharap, kiranya pemerintah Daerah Kabupaten Majene, Pemprov Sulbar, dan pemerintah pusat agar menghargai pengabdian mereka.

“Dan kami minta kepada pihak pemerintah daerah sampai pusat sebagai penentu kebijakan agar memperhatikan dan menghargai pengabdian kami sebagai guru honorer yang sudah belasan tahun mengabdi. Tapi tidak bisa diterima dan diangkat menjadi CPNS karena faktor keterbatasan ekonomi kami sehingga ijazah kami hanya sampai D.2 saja. Dan saya pribadi Burhan sebagai Guru Honorer di SD 5 Bambangan yang mengabdi sejak 02 Januari 2003 sampai sekarang yang belum dapat di terima jadi CPNS agar pemerintah sebagai penentu kebijakan memperhatikan nasib kami kedepan dan menghargai pengabdian kami yang sudah belasan tahun lamanya,” harap Burhan. Selain mengajar setiap harinya ia juga merawat tiga ponakannya yang telah lama ditinggal orang tuanya.