Wow, RS Regional Serasa Hotel Berbintang

Wow, RS Regional Serasa Hotel Berbintang -

Oleh Sudirman Syarif

BANGUNAN baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Regional Mamuju Provinsi Sulawesi Barat telah dioperasikan beberapa waktu lalu. RSU tersebut merupakan rujukan Kelas B yang dikerjakan PT Nindya Karya dengan anggaran sebesar Rp 195 miliar.

Sebagaimana RSU kelas B, rumah sakit yang mulai dikerjakan pada masa kepemimpinan Anwar Adnan Saleh (AAS) memiliki fasilitas mentereng alias canggih.

Dibangun di atas lahan 15.000 meter persegi, dengan luas gedung kurang lebih 8.000 meter persegi, dengan lima lantai berkapasitas 500 kamar tidur yang terdiri dari kamar VIP dan kelas ekonomi.

Untuk naik ke lantai atas, selain tangga manual, telah tersedia enam lift seluas 150 cm dengan panjang 250 cm. Ruang ini tersebut disiapkan untuk mengangkut pasien yang tertidur di atas bed.

Untuk toilet, keran air yang digunakan telah menggunakan keran sensor otomatis mengeluarkan air ketika ada benda tepat berada di bibir cangkangnya.

Bacajuga: http://mandarnesia.com/munatsir-kebutuhan-dokter-spesialis-segera-terpenuhi/

Dari penelusuran yang dilakukan reporter mandarnesia.com bersama Wakil Gubernur Sulawesi Barat Enny Anggraeni Anwar dan Direktur Rumah Sakit RSUD Regional dr Andi Munasir, setiap kamar telah disediakan mesin pendingin AC.

Sementara untuk Kamar Kelas VIP telah tersedia dapur mini sekaligus sofa yang disiapkan untuk memudahkan pasien dan keluarga menikmati Kota Mamuju.

Dari balik jendela kaca yang tembus pandang, pemandangan hamparan bangunan yang dibatasi hutan mangrove memalang di depan mata dengan pulau Karampuang yang terlihat seperti mengapung di laut.

Namun mewahnya fasilitas tersebut, berbanding lurus dengan biaya listrik yang dikeluarkan setiap jamnya.

Jika lampu padam, tenaga listrik yang diperlukan untuk mengoptimalkan seluruh sarana RS 1.385 KV, dengan kapasitas genset yang disediakan 1.600 KV menghabiskan 200 liter solar per jam.

Sementara harga per satu liter solar 5.150, artinya jika dirupiahkan RS akan mengeluarkan biaya sejuta rupiah lebih per jamnya.

Dr. Munasir mengatakan, besarnya biaya tersebut dikarenakan alat yang digunakan KWH-nya besar semua.

Sementara itu Enny Anggraeni Anwar menyampaikan kedatangannya di rumah sakit tersebut untuk memastikan pelayanan. “Apakah sudah beroperasi dengan baik.”

“Tadi sudah ada petugas kebersihan,” kata Enny Senin (30/4/2018).

Belum ada kepastian, kapan RS tersebut akan diresmikan. Enny hanya menyampaikan bahwa pengoperasian RS tersebut atas permintaan Menteri Kesehatan. (*)

Foto: Sudirman Syarif