MAMUJU, mandarnesia.com-Tunjangan Tambahan Penghasilan (Tamsil) atau Tunjangan Nonsertifikasi (Nonser) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) masih menyisakan persoalan. Pasalnya, dari tahun 2018 hingga saat ini masih ada yang belum menerima dana Tamsil tersebut.
Seperti yang disampaikan As’ad Sattari Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Polewali Mandar, kepada mandarnesia.com, Rabu (20/2/2019).
“Beberapa rekan guru menyampaikan aspirasinya kepada kami soal pembayaran tunjangan nonsertifikasi yang sudah sangat lama tidak dibayarkan. Nah, kami sudah beberapa kali meneruskan kepada pihak terkait tapi tidak pernah ada respon yang serius. Kita ini kan harus memahami guru,” kata As’ad.
Guru itu, profesi yang melekat kuat pada seorang guru dan rasa malu untuk menanyakan soal kesejahteraan. Beban sebagai pahlawan tanpa tanda jasa itu begitu berat.
“Kitalah yang sebaiknya mengerti. Setahu saya tunjangan nonsertifikasi ini kebijakan dari pusat. Kan aneh kalau daerah lain dapat di daerah kita tidak,” tutur As’ad.
Menurutnya, yang paling bagus adalah jika ada kendala pada proses pembayaran tunjangan nonsertifikasi guru, sebaiknya dinas memberikan informasi apa penyebabnya.
Kabid PTK Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Haluddin menjelaskan, keterlambatan pembayaran tunjangan Tamsil dikarenakan dana yang ditransfer dari pusat tidak mencukupi.
“Sehingga saya kemarin langsung ke Kementerian membawa anggaran yang seharusnya dibayarkan. Kurang lebih kekurangannya itu satu miliar lebih. Alhamdulillah, bulan dua belas kemarin baru ditransfer ke sini, hanya belum dibayarkan karena harus melapor lagi ke Jakarta. Jadi bendahara dan pengelola ke Jakarta konsultasi dulu untuk pencairan dananya,” jelas Haluddin di ruang kerjanya, Kamis (21/2/2019).
Haluddin mengungkapkan, bagi yang penerima Tunjangan Tamsil Rp250.000 per orang. Tahun 2018 yang sudah menerima semester I Triwulan I dan II SMA 108 orang, SMK 108, dan SLB 1, total 217 orang. Sedangkan Semester II Triwulan III, SMA 98 dan SMK 100, total 198 orang.
Belum menerima, lanjut Haluddin, Semeter I Triwulan I dan II SMA 135, SMK 138, dan SLB 13, total 286 orang. Semseter II Triwulan III SMA 144, SMK 147, dan SLB 14, total 305 orang. Semester II Triwulan IV SMA 242, SMK 246, SLB 14, total 502 orang.
“Secara keseluruhan yang penerima ini 502 orang,” kata Haluddin.
Bendahara Disdikbud Sulbar Gaji Suantia menambahkan, pagu dari pusat memang tidak mencukupi untuk pembayaran gaji Tamsil.
“Dana yang masuk itu hanya tiga ratus juta lebih. Harusnya satu miliar lebih. Sedangkan dana yang dikirim pertriwulan itu hanya Rp81.500.000. Kalau tunjangan tahun 2013 itu kan masih kabupaten. Beralihnya SMA, SMK ke provinai Januari 2017,” jelas Suarnati.
Saat ini, jumlah hutang khusus tunjangan Tamsil, mencapai Rp1.038.000.000.
Reporter: Busriadi Bustamin