Oleh: Hajrul Malik
Di dunia ini, kekuatan sebuah negara tidak melulu bergantung pada kekuatan militer atau ekonomi. Ada yang disebut soft power, kekuatan lunak yang bersumber dari budaya, seni, dan tradisi yang mampu menarik perhatian dunia sekaligus mendatangkan keuntungan ekonomi dan mengangkat citra sebuah bangsa.
Kita bisa belajar dari beberapa negara yang berhasil memanfaatkan soft power mereka. Di Korea Selatan, budaya pop telah berevolusi menjadi kekuatan politik dan ekonomi. Dimulai dari komunitas sosial anak muda, kini K-pop menjadi ikon global yang memengaruhi tren mode, gaya hidup, bahkan diplomasi. Korea Selatan telah menjadikan budaya pop sebagai salah satu motor penggerak ekonominya.
India dengan Bollywood juga tidak kalah memukau. Dengan ciri khas film yang sarat nyanyian dan tarian, Bollywood mampu menyihir penonton di seluruh dunia. Industri film ini tidak hanya mendatangkan devisa tetapi juga mempromosikan budaya India secara global.
Amerika Serikat memiliki Hollywood, kiblat industri perfilman dunia. Dengan filosofi mendalam dan daya tarik aktor-aktris kelas dunia, Hollywood menjadi simbol soft power yang tidak hanya menghibur tetapi juga membangun narasi tentang kekuatan dan pengaruh Amerika di mata dunia.
Sandeq: Soft Power dari Sulawesi Barat
Lalu, bagaimana dengan kita? Indonesia memiliki potensi soft power yang luar biasa, salah satunya adalah Sandeq, perahu tradisional dari Mandar, Sulawesi Barat. Sandeq bukan hanya sebuah perahu, melainkan simbol warisan leluhur yang sarat nilai budaya dan filosofi.
Sandeq telah menjadi ikon kebanggaan bahari Indonesia. Keindahan dan keunikan Sandeq telah dipamerkan hingga Prancis, menjadi duta budaya Indonesia di kancah internasional. Di dalam negeri, kekuatan Sandeq terus diuji, termasuk dalam ekspedisi bersejarah menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) dan partisipasinya dalam Festival Sama-Bajau di Luwuk, Kabupaten Banggai, pada Desember 2024.
Festival Sama-Bajau ini menjadi momen penting untuk menunjukkan kekayaan budaya bahari Sulawesi. Dengan tema “Sama-Bajau dan Orang Sulawesi: Budaya Bahari dan Pangan Laut,” acara ini menyoroti peran penting tradisi maritim dalam menjaga ekosistem laut sekaligus mempertegas identitas budaya bahari Indonesia.
Menjadikan Sandeq sebagai Soft Power
Namun, Sandeq tidak boleh berhenti hanya sebagai bagian dari event budaya seperti Sandeq Race. Sandeq memiliki potensi besar untuk menjadi soft power Sulawesi Barat dan Indonesia. Bayangkan jika Sandeq dipromosikan lebih luas melalui film dokumenter, pameran internasional, hingga integrasi dalam pariwisata bahari.
Diskusi saya siang ini bersama budayawan muda, Ridwan Alimuddin, pelestari nilai-nilai budaya Sandeq, menegaskan pentingnya pelestarian budaya ini. Tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga memaksimalkan potensinya sebagai kekuatan ekonomi dan diplomasi budaya.
Ke depan, Sandeq harus menjadi lebih dari sekadar perahu tradisional. Ia harus menjadi simbol kebanggaan yang mempersatukan, memperkenalkan, dan mengangkat nama Sulawesi Barat di mata dunia. Dengan langkah strategis, Sandeq dapat menjadi soft power yang mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat dan budaya Indonesia.
Masa depan Sandeq ada di tangan kita, dan dengan komitmen bersama, kita bisa menjadikannya sebagai duta budaya dan simbol kejayaan maritim Indonesia.