Laporan: Andriani
MAJENE, mandarnesia.com — Angka anak putus sekolah di daerah jadi perhatian serius berbagai kalangan.
Seperti yang dilakukan Tim Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) di pesisir Cilallang Kelurahan Pangali-ali Kecamatan Banggae Kabupaten Majene, Sulbar. Tim PKMS Unsulbar yang diketuai Mufti Hatur Rahmah menggelar Program Sekolah Pesisir Berbasis Kelompok Belajar Anak Nelayan.
Mufti Hatur Rahmah mengatakan, kegiatan edukasi dilakukan bersama 28 anak peserta kegiatan yang merupakan anak nelayan setempat. Diantaranya baca tulis menghitung (calistung), menggambar dan kesenian yang diramu seperti belajar sambil bermain.
“Diramu dengan permainan interaktif dan penggunaan media pembelajaran seperti buku-buku bacaan yang bergambar, buku-buku pelajaran berbasis Pop-Up maupun Augmented Reality (AR) yang dapat menarik minat dan motivasi belajar anak-anak nelayan ini,” kata Mufti yang merupakan Dosen Pendidikan Biologi Unsulbar, Minggu (18/07/2021).
Kegiatan sekolah pesisir ini harus terus berkelanjutan, kata Mufti. Tim PKMS akan melakukan stimulus dalam upaya menekan angka putus sekolah.
“Semoga semangat belajar anak-anak nelayan ini merupakan modal besar untuk mengubah pola pikir para orang tuanya agar lebih sadar pentingnya pendidikan,” harap Kepala Laboratorium Terpadu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsulbar ini.
Dosen Pendidikan Biologi lainnya, Nurhidayah mengatakan, anak-anak pesisir yang menjadi peserta dalam kegiatan edukasi ini sangat antusias.
“Antusias anak-anak nelayan ini sangat luar biasa, mereka selalu sudah ada dipinggir jalan menunggu kami datang di setiap jadwal sekolah pesisir ini,” kata Nurhidayah.
Edukasi yang didukung Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM-PM) Unsulbar ini berlangsung secara intensif selama 3 pekan, yang dimulai 5 Juli dan berlangsung hingga kini.
Mufti mengatakan, “edukasi ini akan dilakukan pendampingan yang dibantu sejumlah mahasiswa Pendidikan Biologi Unsulbar. Sekolah pesisir ini pun dimonitoring setiap bulan hingga Oktober mendatang dan berharap mampu tekan angka anak putus sekolah.”