Adapun perspektif Khonghucu yang dipaparkan oleh Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M,, Ph, (Anggota MATAKIN) mengangkat tokoh Confusius dan Kwan Khong sebagai simbol patriotisme yang telah dijalankan sejak usia muda bagi masyarakat Khonghucu. Dari kisah perjuangan kedua tokoh ini,dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda adalah mereka yang harus pandai memanfaatkan peluang, tentunya dengan melewati berbagai tempaan melalui “ketahanmalangan” dalam rangka membentuk ketangguhan.
Diuraikan oleh Dr L.G Saraswati Putri, M.Hum bahwa kemerdekaan Indonesia saat ini diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa dari berbagai latar belakang agama, salah satunya tokoh pahlawan muda I Gusti Ngurah Rai (wafat di usia 29 tahun) yang tercatat memperjuangkan tanah air dalam Perang Puputan.
Dari Pahlawan Nasional ini menekankan bahwa kecintaan yang diajarkan agamalah yang melahirkan kecintaan dan keinginan merdeka pada suatu bangsa, dimana tugas tersebut ada di tangan para pemuda. Adapun K.H Nuril Arifin Husein (Gus Nuril) menyebutkan bahwa dalam Islam sendiri terdapat banyak contoh teladan pemuda yang menunjukkan sikap patriotik. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya selain Rasulullah saw itu sendiri terdapat juga Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Sayyidina Hasan bin Ali dan Sayyidina Husain bin Ali.
Salah satu sisi yang ditekankan oleh tokoh-tokoh ini dalam keteladanan style of leadership adalah menjadi para pemimpin yang dekat dengan rakyat. Hal ini ditambahkan juga oleh Miftah Rahmat bahwa tokoh-tokoh pemuda dalam Islam mengajarkan tentang pentingnya kepedulian terhadap sekitar, sebagaimana kutipannya dari perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib “Jika engkau ingin melihat wajah Tuhan, maka lihatlah kaum yang tertindas”.
Dengan demikian, para pemuda yang berjiwa patriotik adalah mereka yang dekat dengan orang-orang miskin dan tertindas, sehingga untuk meraih keridhaan Tuhan haruslah memperjuangkan keadilan bagi orang lain. Kemudian, pemaparan para narasumber ditutup dengan pembacaan bersama maklumat persatuan NKRI.
Kegiatan yang dilaksakan dari pukul 08.30-14.30 WIB ini dirangkaikan dengan berbagai persembahan seni, bazar buku lintas agama, dan diskusi stand lintas agama. Di antaranya terdapat persembahan dari Paduan Suara Pemuda Nusantara Ilmiah dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya, Bagimu Negeri, dan Bangun Pemudi-Pemuda.
Kemudian, persembahan Nasyid Cup Song dari Ikatan Mahasiswi Cahaya Qur’ani (ISYQI). Selain itu, tampil pula Khatam Band memberikan persembahan musikalisasi puisi Gugur Bunga, Mush Up Tanah Air dan Rayuan Pulau Kelapa, dan Indonesia Jaya di penghujung acara. Terdapat pula beberapa penerbit yang berpatisipasi dalam bazar buku serta diskusi stand lintas agama yang disebut dengan taman lintas agama.