Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com – Sulawesi Barat masuk dalam lima provinsi sebagai daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) paling rendah di Indonesia. Ini bagai ungkapan, ayam miskin di lumbung padi. Apakah sebab sebagai daerah pemekaran atau cara mengelola sumber dayanya.
Berdasarkan rilis beberapa waktu lalu Badan Pusat Statistik. Daerah-daerah yang memiliki PAD rendah itu, pada umumnya memiliki sumber daya alam atau potensi ekonomi lainnya yang terbilang besar.
Dikutip dari Sindonews.com, lantaran wilayah tersebut umumnya merupakan daerah hasil pemekaran, maka belum bisa mengoptimalkan harta karun yang dimilikinya.
Pendapatan Sulawesi Barat pada 2021 sebesar Rp2,04 triliun, meningkat jika dibandingkan pada tahun 2020 yang sebesar Rp2,01 triliun.
Jumlah PAD sebesar itu, Sulawesi Barat duduk di peringkat kedua sebagai daerah yang punya pendapatan terendah.
Padahal, sama dengan Gorontalo atau provinsi lainnya, Sulbar punya harta karun yang terbilang melimpah. Di provinsi ini terkandung sejumlah potensi pertambangan yang menjanjikan.
Dikutip dari Antara, Sulbar mengandung potensi batu bara sebanyak 232 juta ton dan cadangan sebesar 19 juta ton di Kabupaten Mamuju.
Potensi biji besi ditemukan di Kabupaten Poliwali Mandar 81,7 juta ton floating ore (Kecamatan Tapango), 328 ribu ton (di Kecamatan Anreapi), dan 6.000 ton di Kecamatan Binuang.
Masih ada lagi, Sulbar juga terkenal dengan potensi pertambangan zeloit sebanyak 17 juta ton di Kabupaten Mamasa dan 119 juta ton di Kabupaten Majene.
Sementara data BPS dalam Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka 2021 menunjukan bahwa Banyaknya Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Mineral dan Batubara Menurut Jenis Komoditas di Provinsi Sulawesi Barat, 2019, ada enam izin pertambangan untuk logam, dua penambang untuk non Logam/Non metallic, dua usaha izin penambangan Batu Bara/Coal dan 94 penambangan Batuan/Rocks.
Adapun empat provinsi lain, Gorontalo, Kalimantan Utara, Bangka Belitung dan Maluku Utara. (wm/*)