MAMUJU – Setelah Salim S. Mengga memastikan melawan petahana, beberapa figur memperebutkan kursi panas untuk mendampingi Sang Jenderal dalam kostestasi di Pilkada Polman.
Salah satunya, Marwan yang merupakan pendatang baru di dunia politik Polewali Mandar. Ia disebut akan meramaikan bursa kosong dua Pilkada Polman. Marwan mengaku bahwa pertarungan saat ini bukan pertarungan biasa buat dia.
“Ini pertarungan Pilbup, bukan Ketua Kelas atau pun Ketua OSIS. Segalanya dipertaruhkan bukan cuman modal nekat,” kata Marwan kepada mandarnesia.com, saat dihubungi, Senin (18/12/2017).
Menurutnya, untuk maju dalam pertarungan nantinya harus memiliki pribadi yang tulus dan berbuat yang terbaik untuk Polman. Marwan menyitir, segala syarat dan prasyarat harus dipenuhi untuk mampu maju sebagai bakal calon.
“Saya mengalir saja memberikan, dan mempersembahkan yang terbaik untuk Polman. Pengorbanan yang tulus demi kemajuan rakyat Polman. Segalanya pada akhirnya saya berserah diri kepada Allah SWT,” sambungnya.
Namun ia mengaku memiliki nilai plus jika Salim berdampingan dengannya.
“Pembangunan di Polman akan lebih baik. Nilai plusnya, leadership, dedikasi tinggi, inovatif dan enterprearurship untuk membangun Polman lebih maju lagi. Modal tersebut harus dimiliki, dan itu saya miliki,” pungkasnya.
Calon lain yang memiliki kans besar untuk maju adalah Abdul Rahim. Politisi asal Nasdem itu juga disebut-sebut kuat akan bergandengan dengan Salim di Pilkada Polman 2018. Namun, politisi muda itu belum memberikan jawaban atas konfirmasi mandarnesia.
Sementara, untuk memilih calon pendamping ideal di Pilkada Polman, Salim S. Mengga mengatakan, berbicara masalah ideal tentu ukurannya integritas, berpengetahuan, berjaringan, berpengalaman, berpenampilan menarik, berwibawa. Dan, memiliki sarana pendukung yang cukup termasuk kesiapan finansial sebagai cost politik. Juga cerdas serta cerdik memanfaatkan momentum dan terakhir memiliki loyalitas tegak lurus pada pasangan calon bupati.
“Yang jadi masalah apakah yang ideal akan terpilih? Sebab pengalaman saya selama ini mereka yang idealis, berintegritas sering kali kalah dan harus menerima kenyataan menjadi korban persekongkolan banyak pihak (termasuk aparat). Karena mereka yang berintegritas dan berkemampuan bekerja berpedoman pada prinsip ‘nilai dan profesionalitas’. Masalahnya masikah ada?” ungkapnya.
Ia pun belum bisa memastikan apakah Marwan atau Abdul Rahim yang akan menjadi pasangannya di Pilkada 2018. Namun, yang pasti kata Salim keduanya memiliki latar belakang yang berbeda.
“Kita sulit menilai orang yang berintegritas, kecuali kita memiliki rekam jejak keduanya secara jelas. Atau ada dokumen yang menunjang. Secara akademik Marwan insinyur, sedangkan Rahim S.Ag,” ungkapnya.
#AyubKalapadang
Foto: MST BLOG