Sesi Keempat, Paslon Saling Serang

#DebatKandidat

Mandarnesia.com — Menarik. Sesi keempat alot dalam debat publik putaran kedua pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Polewali Mandar periode 2018-2032 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Polman, Senin (4/6/2018).

Debat yang dilaksanakan di Gedung Nusantara Polman, panitia menerapkan lima sesi. Sesi pertama, kedua, dan ketiga moderator membacakan pertanyaan yang dibuat tim panelis.

Dua pertanyaan disampaikan pasangan nomor urut 1, Jenderal Salim S Mengga-Marwan ST kepada Paslon nomor urut 2 dalam kesempatan pertama di sesi tanya jawab tersebut. Salim menanyakan indikator tata kelola pemerintahan yang baik dan kedua goverment, apakah meningkatkan tata kelola yang baik?

Menjawab pertanyaan tersebut, AIM menyebut tata kelola pemerintahan di Polman tidak ada lagi yang perlu dipertanyakan.

“Hampir semua tahu, Polman ini mendapatkan penghargaan dari kabupaten yang ada di Indonesia Timur, dan dapat penghargaan B. Memang ada yang perlu diperbaiki,” kata AIM disambut sorak pendukungnya, Senin (4/6/2018).

Kalau mau cari kesalahan, sambung AIM, pasti tidak ada yang sempurna.

Ia juga meminta kepada Paslon nomor urut 1 untuk menanyakan ke Ombudsman terkait pelayanan pemerintah Polman. “Apakah penghargaan sebagai zona hijau itu palsu atau benar!” Imbuh AIM yang mengarahkan pandangannya kepada Kepala Ombusman Perwakilan Sulbar, Lukman Umar yang duduk di kursi barisan depan bersama panelis.

Seruan spontan tersebut, membuat Lukman menunjukkan gestur tubuh yang sedikit kaget. “Polman ini barometer ‘to manarang’ (orang pintar),” tutup AIM.

Merespon pertanyaan tersebut, Marwan ST menyampaikan banyaknya kepala desa yang diangkut atas kasus korupsi. “Berarti yang salah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)?” Jawab AIM yang memotong pembicaraan Marwan di saat jeda.

Mendapat kesempatan bertanya, Paslon nomor urut 2 mempertanyakan salah satu program Paslon 1 yang akan memberi beasiswa bagi lulusan SMA, S1, S2, dan S3 yang potensial tapi tidak memiliki biaya.

“Saya lihat dimasukan dalam program nomor 1, beasiswa sarjana dan SMA bukan wewenang kita,” tanya AIM.

“Yang lulus SMA, yang potensial, tapi orang tuanya miskin, itu yang kita berikan beasiswa. Dari mana dananya? Kita lakukan rasionalisasi APBD, anggaran pendukung yang tidak perlu kita pangkas. Tidak ada lagi uang perjalanan ke Jakarta ratusan juta, uang miliar dipangkas 40 persen,” papar Salim Mengga.

Memanfaatkan waktu luang yang masih tersisa, Marwan ST menyambung jawaban tersebut,

“Seyogianya betul, pembangunan butuh daya dukung dari masyarakat, seminar-seminar, kegiatan-kegiatan budaya, tidak usah. Progran Nawacita Jokowi itu bagus, membangun dari desa,” ujar Marwan yang disambut sorakan pendukungnya.

Sementara Paslon dua menyebut, pengadaan beasiswa sudah tidak diperbolehkan.

“Sekarang tidak boleh, itu jadi temuan BPK, kenapa mau diberikan beasiswa kalau mau lanjutkan S1, S2, dan S3. Itu sudah tergolong mampu. Jangan mau jadi bodoh, orang yang suka membodoh-bodohi orang. Kalau ada kesempatan, tanyakan sama BPK!” pungkas AIM.

Meski terjadi saling serang argumentasi antarpaslon, sesi debat ini menurut sebagian pihak lebih berkelas dibanding sebelumnya. Pada putaran debat ketiga tanggal 19 Juni mendatang, sejumlah undangan dan tim pendukung berharap akan makin berbobot.

Reporter: Sudirman Syarif