Laporan: Karmila Bakri
POLEWALI, mandarnesia.com-Geliat objek destinasi wisata menjamur di Sulawesi Barat. Salah satunya di Kabupaten Polewali Mandar.
Beberapa spot-spot keren tersuguhkan, memanjakan para pelancong dan penikmat wisata berkunjung. Persaingan dalam mengelola wisata menjadi energi semangat tersendiri, di tengah-tengah pesatnya ide-ide kreatif, inovatif, dan manajemen produksi.
Alhasil, pengelola wisata akhirnya mampu menembus pasar lintas provinsi bahkan lintas negarapun. Pasar terbuka luas baik melalui media digital, berupa sosmed dan YouTube, ini tentu menjadi jembatan para pengelola wisata untuk menjadikan sebagai media promosi.
Sehingga, produktifitas bisa lebih cepat dan diketahui publik. Tinggal bagaimana mendesain sekreatif dan seproduktif mungkin lahan-lahan wisata tersebut.
Di Polewali Mandar tepatnya di Dusun Bajoe, Desa Rea, Kecamatan Binuang, destinasi wisata sepeda laut atau biasa disebut oleh kalangan millenial “water bike”.
Suguhan sensasi bersepeda laut dapat dirasakan oleh para penikmat wisata bahari, sejak setahun lalu pada bulan april. Sunusi (41) selaku Kepala Dusun Bajoe ini merakit, berinovasi membuat sepeda laut ini. Alhasil, berkembang sampai saat ini.
Lokasi strategis wisata sepeda laut ini memanjakan pengunjung, bentangan gugusan pulau-pulau nan indah. Ada Pulau Karamasang, Pulau Salama, Pasir Putih, Pulau Tarrusang, Pulau Dea-dea/Kucing, Pulau Battoa, dan Pulau Panampeang. Pulau-pulau ini siap menjadi spot-spot berselfi saat dimana pengunjung gowes-gowes bersepeda laut.
Satu informasi bagi pengelola wisata bahari yang ingin mempercantik destinasi wisatanya dengan sentuhan wahana sepeda laut agar lebih keren, dapat memesan dimana diproduksi langsung oleh tangan kreatif Sunusi.
Pagi ini tepatnya, Sabtu (11/5/ 2019) pukul 08.20 Wita sepeda laut milik kepala dusun inspiratif Sunusi, siap diberangkatkan ke Jakarta. Sebanyak lima unit dengan beragam warna keren menjadi pilihan khusus pelanggan.
“Pemesanan sepeda laut ini dipesan oleh orang Jakarta, namanya Pak Anton. Rencananya mau di bawa ke Pontianak. Di sana ada tempat wisata laut yang akan dikembangkan, lewat sosmed dan YouTube Pak Anto mengetahui wisata sepeda laut ini,” kata Sunusi.
“Beliau tertarik memesannya. Sepeda laut sebanyak lima unit total harga Rp20 juta. Dimana perunit harganya Rp4 juta, lama pembuatan sekitar 15 hari, biaya ongkir pakai kontainer Rp13,5 juta, dibayar sendiri oleh Pak Anton,” sambungnya lagi.
Satu keunggulan dari produksi sepeda laut ini, di mana sisi keamanan ketika mengoperasionalkannya terjamin. Karena dibuat dengan teknik tersendiri, sehingga keseimbangan saat mengayuh sepeda tidak menimbulkan bahaya.
Sekadar info di bulan Ramadan tempat wisata sepeda laut tetap terbuka, pengunjung hanya menyediakan budget Rp15.000 – Rp.20.000, anda siap bersensasi puas mengayuh, berselfi-selfi ria, menikmati suguhan fajar di pagi hari dan mengecup senja di sore hari sembari gowes-gowes.
Ayo ngabuburit di wisata sepeda laut menanti bedug buka puasa, meneguk indahnya senja di laut Bajoe.
Ketfot: Salah satu pengunjung ketika menggunakan sepeda laut yang dibuat sendiri Sunusi/Foto: Karmila Bakri