Revitalisasi Kearifan Lokal Bagi Generasi Muda

Muh. Arsalin Aras, Pemerhati Budaya Mandar
Muh. Arsalin Aras, Pemerhati Budaya Mandar

Culture Knowledge adalah pelestarian budaya yang senantiasa dilakukan dengan cara terjun langsung ke dalam pengalaman kultural semisal kebudayaan berbentuk tarian. Maka masyarakat semestinya diberi pemahaman dan arahan untuk belajar dan berlatih menguasai tarian tersebut dan dipentaskannya dalam acara-acara tertentu atau diadakan festival-festival budaya lokal.

Culture Knowledge adalah pelestarian budaya yang senantiasa dilakukan dengan cara membuat pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasikan ke dalam banyak aktifitas. Tujuannya sebagai wadah edukasi bagi generasi muda atau untuk kepentingan pengembangan, penelitian dan riset budaya itu sendiri.

Selain dilestarikan dengan kedua aspek di atas, budaya lokal juga dapat dilestarikan dengan senantiasa memperkenalkannya kepada generasi muda dalam banyak evendan pentas budaya. Dengan cara ini dapat diantisipasi adanya upaya pembajakan nilai-nilai kebudayaan yang dilakukan oleh pihak-pihak luar.

Persoalannya hari ini adalah generasi muda cenderung tidak lagi memiliki kebanggaan terhadap budayanya sendiri, atau sebaliknya kecenderungan berbangga dengan budaya-budaya import yang kerap tidak sesuai khazanah budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.

Dalam konteks ini, implementasi nilai-nilai karakter bagi generasi muda di era milenial dengan derasnya arus informasi kerap melabrak budaya dan kearifan lokal yang sudah tumbuh dan mendarah daging di tengah masyarakat.

Kearifan lokal atau budaya menurut E.B Tylor adalah keseluruhan yang kompleksitasnya adalah terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, Keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain yang didapatkan oleh manusia. Sedangkan Koentjaraningrat mengartikan bahwa budaya sebagai kearifan lokal merupakan keseluruhan sistim gagasan yang dimiliki oleh manusia dengan belajar.

Dengan demikian kebudayaan dan kearifan lokal adalah menyangkut keseluruhan aspek-aspek kehidupan manusia, baik materil maupun non materil, perwujudan kebudayaan sebagai kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan yang berlaku. Sehingga aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam komunitas masyarakat, serta merupakan wujud dari benda-benda hasil karya yang dibuat oleh manusia.

Sekaitan hal tersebut, maka sangatlah penting adanya pendidikan karakter sejak usia dini bagi generasi muda, pendidikan karakter yang multikultural tersebut sangatlah penting dilakukan sejak awal. Oleh karena generasi muda hari ini tengah berada dalam gemerlap dunia yang pusaran pengaruhnya semakin menggurita, dan akhirnya berpotensi meruntuhkan budaya lokal dalam beragam bentuk.

Generasi muda tidaklah boleh meninggalkan budaya lokal atau mestinya tetap memegang teguh kearifan
budaya lokalnya untuk kelak menjadi pedoman dan patron dalam meraih masa depan. Implementasi nilai-nilai karakter dan budaya lokal dapat menjadikan generasi muda sebagai Generasi Emas bangsa yang berwawasan global dan memiliki karakter yang mencerminkan kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Akhirnya, membumikan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda hari ini sebagai tonggak pandangan hidup berbangsa adalah sebuah keniscayaan, yang nilai-nilainya tidak hanya sebagai etika atau adab dalam keseharian. Tetapi sudah menjadi bagian dalam ranah pribadi pandangan generasi muda di dalam mengawal dan menjaga kelestarian nilai-nilai budayanya.

Agar kelak menjadi generasi muda yang kuat, kokoh dan bangga dengan budaya lokal dari bangsanya. Serta tidak merasa asing dan teralienasi di tengah budaya lokalnya sendiri sebagai upaya penguatan identitas keIndonesiaan. Wassalam… (*)