Reuni di Usia 52 Tahun

Oleh: Adi Arwan Alimin, Alumni SMPN 1 Wonomulyo/Komisioner KPU Sulawesi Barat

SMPN 1 Wonomulyo. Sekolah ini berdiri 1 Agustus 1965, nomor pendirian sekolah 65/SK/S.II/65/66. Bila melihat izin operasional yang bertarik sama, usianya telah cukup uzur. Itu sejalan taglinenya: Pendidikan Tiada Henti.

5 Mei nanti, alumninya yang berjumlah puluhan ribu akan berkumpul. Setidaknya yang hadir akan sejumlah ratusan atau ribuan. Panitia memilih alun-alun Wonomulyo sebagai pusat kegiatan. Mungkin untuk menampung peserta yang bakal membeludak. Reuni akbar bakal disertai jalan santai bersama warga. Saya melihat daftar hadiahnya amat banyak.

Acara puncaknya tentu pada malam hari. Sebelum Ramadan panitia telah menyusun berbagai rencana kegiatan. Ada gabungan berbagai angkatan yang super duper membagi setiap inci informasi apapun ke grup IKA.

Saya kagum antusias “kaka-kaka”, istilah untuk menyebut kakak senior maupun adik junior di komunitas ini. Saya pertama kali menyebut itu saat menghadiri bedah buku Hasan Sulur: Surat Cinta yang Tak Terbaca. Toh semua memang para kakak pun para adik hehehe…

Hasan Sulur merupakan Camat Wonomulyo tahun 1980-an. Anaknya Agusnia Hasan Sulur yang duduk di SMPN 1 saat itu kini didaulat memimpin IKA.

Kembali ke reuni. Jalan santai di acara ini tentu akan asyik. Para alumni akan menekuri ulang bagaimana dahulu mereka berjalan kaki ke sekolah atau dari rumah. Saat di SMPN, sepertinya masih hitungan jari teman yang naik motor. Sekolah saat itu malah full sepeda di parkiran samping. Kini jumlah roda dua siswa telah lebih banyak.

Jalan santai seputar kota kecil kami pun aduhai. Inilah rintisan awal di mana setiap anak remaja yang sedang menanjak itu saling kenal satu sama lain, saling melirik, saling bahu-membahu mengerjakan PR, misalnya.

Saya angkatan 89, sebenarnya mau nulis angkatan 98 hehehe. Saya masih mendapati deretan kakak kelas sampai ke abjad L. Angkatan saya sepertinya hanya seturut hingga F. SMPN 1 Wonomulyo yang menampung siswa sebanyak itu, sebab kecamatan induk belum dibagi hingga tujuh wilayah seperti saat ini.

Tidak heran bila teman kelas saya, ada yang datang dari Bumiayu; Kediri; Sila-Sila; Rumpa; Galeso; Mapilli Barat atau Lampa.

Apa yang menarik dari usia tanggung masa SMPN seperti ini? Jawabannya tergantung siapa teman kelas kita masing-masing, sebab ada yang kutu buku, amat lugu, culun, juga badung. Saya memiliki teman yang sanggup melompati pagar tembok, atau yang lihai menyembunyikan absen kelas hingga bertahun-tahun di belakang papan tulis kapur. Dan, banyak lagi…

Keseruan masa Putih-Biru ini akan tumpah lagi saat reuni itu tiba. Saya pun tak lagi mampu mengingat semua nama teman sesuai absen kelas kami. Saya malah ingat banget teman dari kelas di sebelah…

Tuk teman seletting. Datang ya…

Mamuju, 30 April 2022