Citizen : Naspadiana
Melewati bulan Ramadan di tengah pandemi Covid-19 memang bukan merupakan hal yang mudah dilakukan. Salah satu alasannya ialah karena pemberlakuan beberapa kebijakan seperti, lockdown wilayah, social distancing, serta kebijakan-kebijakan lainnya yang kemudian berdampak pada kerugian sosial dan ekonomi negara, khususnya masyarakat.
Selama pandemi berlangsung, banyak aktivitas masyarakat yang terhambat. Tempat-tempat wisata dan cafe akhirnya ditutup, jam buka pasar, supermarket, dan juga pertokoan mulai dibatasi. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan berdampak pada pendapatan serta pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak tercukupi.
Melihat fenomena tersebut, pemerintah dan elemen masyarakat serta komunitas-komunitas tidak tinggal diam. Banyak tindakan yang dilakukan untuk membantu masyarakat melewati fase ini. Dengan mengratiskan listrik, memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan penggalangan dana misalnya, serta masih banyak lagi.
Seperti yang dilakukan oleh Kawan DNM, pada Sabtu hingga minggu 25-26/04. Melalui tim DNM Peduli, kawan DNM yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan ini membagikan paket sembako berupa beras, telur dan juga mie instant kepada masyarakat.
A.Muh Dwiki Juliar Nursada Mp, selaku penggerak utama tim DNM Peduli mengatakan, sebanyak kurang lebih 360 paket sembako diberikan kepada masyarakat di Desa Rea Timur, Desa Lemo, Desa Mammi kelurahan Wattang, Desa Tonyamang, Kelurahan Manding, serta di jalan raya Manding, juga beberapa titik tertentu.
Kegiatan yang dimulai dari pukul 13.00 hingga 17.00 Wita ini, menyisir masyarakat-masyarakat yang dirasa pantas untuk menerima paket sembako. Hal tersebut dilihat dari beberapa kategori masyarakat seperti masyarakat kurang mampu yang tidak memperoleh bantuan dari pemerintah. Sehingga tidak semua kepala keluarga di tiap desa dapat menerima.
“Sasaran kawan DNM lebih kepada masyarakat yang kurang mampu dan tidak menerima BLT dan PKH, jadi tidak merata di setiap desa. Ada yang 65, 30, juga 10 sesuai dengan data yang masuk”, ujar Dwiki ketika diwawancara via Whatsapp.
Dwiki juga menambahkan bahwa dalam menjalankan program ini, DNM Peduli melewati proses yang cukup selektif, salah satunya ialah pada pendataan kepala keluarga yang tidak menerima BLT dan PKH, juga pada pemilihan wilayah-wilayah tertentu.
Adapun Proses pembagian sembako sendiri tetap mematuhi pembatasan sosial selama pandemi COVID-19, yaitu menggunakan masker, serta menjaga jarak aman. Bahkan tim DNM Peduli mengenakan kaos tangan karet untuk mengantisipasi adanya kontak langsung, demi menjaga agar program dijalankan tetap dalam keadaan yang safety dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dwiki mengatakan, pandemi Covid-19 di Bulan Ramadan kali ini cukup memperihatinkan. Selain keadaan ekonomi yang menurun, juga pada perubahan pola silaturahmi antar sesama masyarakat yang akhirnya berubah. Masyarakat dituntut untuk mampu terbiasa dalam keseharian hidup pada pengalihan ruang fisik ke ruang virtual.
Kendati demikian bukan berarti kita tidak mampu melewatinya. Saling berkerja sama antara satu sama lainnya ialah kunci utama dalam menghadapi keadaan yang sedang terjadi saat ini.
“Kami percaya bahwa berbagi kasih dan perhatian, dorongan yang hangat bahkan hal-hal kecil pada saat-saat seperti ini akan menyembuhkan semuanya”, tutupnya.