MAJENE, Mandarnesia.com-Pembangunan drainase bendungan Kayuangin Kecamatan Malunda, Majene, Sulawesi Barat, dikeluhkan warga setempat.
Iwan salah satunya, warga Dusun Karalembang Timur Desa Lombong Timur, menyebutkan sebelum dibangun drainase bendungan Kayuangin, saluran air di sekitar rumahnya masih mengalir dengan lancar.
“Pas ada drainase dibangun
kalau terjadi hujan pasti banjir. Pernah juga, hanya beberapa sentimeter air sudah masuk ke rumah,” keluh Iwan, di kediamannya, Sabtu (5/1/2019).
Harusnya, irigasi yang dibangun melewati rumah penduduk, dibuatkan saluran air persis di samping irigasi. Supaya ketika terjadi hujan tidak berdampak banjir.
“Bahkan air dari gunung kalau hujan mengalir ke rumah. Jadi was-was ki kalau hujan jangan sampai banjir,” ungkap Iwan.
Bukan hanya itu, lanjut Iwan, warga semakin cemas jika irigasi sudah difungsikan dengan baik. Apalagi jika dijadikan tempat bermain atau tempat berenang bagi anak-anak.
“Kalau itu terjadi, bisa saja anak-anak akan hanyut. Harus dibuat semacam pagar pembatas di atas drainase,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Suparman, saat ini masuk musim penghujan, yang dikhawatirkan terjadinya banjir.
“Di belakang rumah saja masih tergenang air. Kami sudah berapa kali usulkan ke pak desa untuk dibuatkan drainase tapi belum ada realisasinya,” katanya.
Kepala Desa Lombong Timur Bahtiar mengaku, sudah mengusulkan ke balai terkait pembuatan saluran air.
Pihak balai berjanji akan memenuhi usulan warga tersebut.
“Ini program drainase semua yang menghambat genangan air akan dibenahi semua. Tapi kan keinginan (warga) mau cepat, tidak semudah itu toh. Jadi tanpa ada usulan masyarakat kami pemerintah desa juga tidak tinggal diam melihat. Itu sudah berkali-kali (diusulkan),” jelasnya.
Kalau misalnya, tidak mampu pihak balai membangun saluran air, maka akan dibangun menggunakan dana desa.
“Tapi kita menunggu dulu,” kata Bahtiar.
Terkait kekhawatiran warga jika drainase sudah berfungsi, kata Bahtiar, semua dampak negatif akibat adanya saluran irigasi yang dibangun pemerintah pusat sudah diantisipasi.
“Dikira itu masyarakat akan mengalir terus airnya. Itu tidak. Nanti akan ada pegawainya. Jika musim hujan buat apa menyalurkan air? Nanti saat musim kemarau, butuh air baru dibuka lagi,” tutur Bahtiar.
Ketfot: Akibat pembangunan bendungan Kayuangin membuat rumah warga digenangi air dan bahkan mengakibatkan banjir jika turun hujan. Foto: Busriadi
Reporter: Busriadi