MANDARNESIA.COM, Polewali — Ketua TP PKK Kabupaten Polewali Mandar bersama Pokja IV mengikuti kegiatan pendampingan dan monitoring evaluasi (Monev) Posyandu se-Kabupaten yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Alternative Pekkabata, Polewali, Rabu (28/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, disosialisasikan Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 tentang Posyandu Era Baru, yang mengusung semangat peningkatan mutu layanan dasar masyarakat melalui integrasi enam bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM). Enam bidang tersebut mencakup sektor kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan, ketenteraman dan ketertiban umum, perlindungan masyarakat, serta sektor sosial.
Posyandu tidak harus selalu dipahami hanya sebagai tempat pelayanan kesehatan. Ia harus menjadi pusat layanan dasar yang lebih luas dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Dalam sesi diskusi, Ketua Pokja IV TP PKK Polman, dr. Emy, memaparkan bahwa konsep Posyandu Terintegrasi bukan hal baru di Polewali Mandar. Ia menggagas program ini sejak mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator di LAN RI Makassar tahun 2022, melalui inovasi bernama Poster Jago (Posyandu Terintegrasi Menuju Generasi Berdaya Saing Global).
“Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Posyandu harus melayani seluruh sasaran mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita. Pelayanan tidak hanya mencakup kesehatan, tetapi juga layanan kependudukan hingga kehadiran dokter spesialis di Posyandu,” jelas dr. Emy.
Selain itu, layanan Posyandu Terintegrasi juga melibatkan penyuluhan dari berbagai sektor, termasuk dari KUA, Dinas Pertanian, hingga BPJS Kesehatan.
“Aksi ini bahkan mengantarkan saya meraih peringkat dua dalam pelatihan tersebut,” tambahnya.
Pencapaian tersebut berlanjut di tahun 2024, ketika PKK Polman berhasil meraih juara 1 tingkat Provinsi Sulawesi Barat dalam Pilot Project Layanan Posyandu Terintegrasi. Dalam model ini, Posyandu tidak hanya melayani kesehatan, tapi juga menyentuh aspek kependudukan, edukasi pemilahan sampah, penyuluhan siaga bencana, hingga pembagian bibit sayur dan buah yang melibatkan kerja sama lintas OPD.
“Transformasi Posyandu adalah momen penting untuk memperkuat kapasitas layanan dasar di desa. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar Posyandu benar-benar menjadi ujung tombak pelayanan publik di tingkat desa,” terang dr. Emy.
Ia menegaskan, keberlanjutan program ini membutuhkan komitmen bersama dari berbagai pihak, agar inovasi yang telah mendapat penghargaan dapat terus dijalankan dan memberi dampak nyata bagi masyarakat. (WM)