Populi Center Rilis Survei Peta Politik Menjelang Pemilu Serentak 2024

JAKARTA, mandarnesia.com — Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan survei nasional pada tanggal 21 hingga 29 Maret 2022 dengan sampel responden tersebar secara proporsional di 34 Provinsi di Indonesia. Tujuan dari survei ini adalah untuk melihat dinamika politik jelang pemilu 2024 yang kian dekat, serta isu-isu nasional yang baru-baru ini menghangat.

Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error (MoE) ± 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center oleh enumerator yang telah terlatih.

Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal.
Hasil survey ini dirilis dalam laman www.populicenter.org tanggal 24 April 2022. Terdapat beberapa temuan menarik dari survei kali ini.

Pertama, mengenai kinerja Presiden Joko Widodo, mayoritas responden menyatakan kepuasannya. Data menunjukkan bahwa sebesar 62,4 persen (sangat puas 5 persen, puas 57,4 persen) masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo, sementara itu sebesar 32,8 persen (tidak puas 29,3 persen, sangat tidak puas 3,5 persen) menyatakan tidak puas. Adapun sebesar 4,8 persen responden menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Kedua, berkaitan dengan kepercayaan kepada lembaga negara, TNI merupakan lembaga negara dengan tingkat kepercayaan paling tinggi dengan 78,6 persen, disusul Presiden (72,9 persen), POLRI (67 persen), KPK (66,7 persen), KPU (64,1 persen), BAWASLU (61,4 persen), BPK (59,7 persen), MA (59 persen), Kejaksaan Agung (58,5 persen), MK (57,2 persen), DPR RI/DPRD (56,2 persen), DPD RI (53,9 persen), dan Partai Politik (51,2 persen).

Ketiga, terkait persepsi mengenai pelaksanaan demokrasi Indonesia, sebesar 63,3 persen masyarakat menilai baik (sangat baik 3,9 persen, baik 59,4 persen) pelaksanaan demokrasi di Indonesia, sementara itu yang menilai buruk sebesar 28,1 persen (buruk 24,8 persen, sangat buruk 3,3 persen). Sisa angka sebesar 8,6 persen, masuk kategori tidak tahu atau tidak jawab.

Keempat, mayoritas masyarakat tidak setuju dengan usulan perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode. Sebesar 64,4 persen (tidak setuju 55,1 persen, sangat tidak setuju 9,3 persen) masyarakat tidak menyetujui usulan perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi 3 periode, sedangkan sebesar 27,6 persen (setuju 24,3 persen, sangat setuju 3,3 persen) menjawab setuju atas usulan tersebut. Adapun sebesar 8 persen responden menolak menjawab pertanyaan ini.

Kelima, mengenai perhelatan pemilu 2024, masih terdapat sebagian responden yang belum mengetahui adanya pemilihan umum di tahun tersebut. Data menunjukkan 61,8 persen masyarakat telah mengetahui Pemilihan Umum Serentak (Pileg, Pilpres, Pilkada) akan dilaksanakan pada tahun 2024, sementara itu masyarakat yang tidak mengetahui sebanyak 38,2 persen. Meski sebagian belum mengetahui adanya pemilu di tahun 2024, tetap saat ditanya apakah akan menggunakan hak pilihnya, mayoritas menjawab akan turut berpartisipasi. Sebesar 96,8 persen menjawab akan menggunakan hak pilih. Adapun sebesar 0,7 persen menyatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya. sebesar 2,4 persen menjawab belum memutuskan, dan sebesar 0,1 persen menolak menjawab pertanyaan ini.

Keenam, mayoritas masyarakat menolak penghapusan ambang batas pencalonan presiden. Data menunjukkan sebesar 47,2 persen masyarakat tidak setuju jika ambang batas pencalonan Presiden dihapuskan, sedangkan yang menjawab setuju sebesar 25,3 persen. Adapun masyarakat yang mengaku tidak memahami isi pertanyaan tersebut sebesar 21,6 persen dan menolak menjawab 5,9 persen.

Ketujuh, mengenai isu penundaan pemilu 2024, mayoritas masyarakat menyatakan tidak setuju dengan wacana penundaan tersebut. Sebesar 74,3 persen (tidak setuju 67,8 persen, sangat tidak setuju 6,5 persen) masyarakat tidak menyetujui usulan penundaan pemilu 2024. Hanya 15,6 persen yang menjawab setuju (setuju 14,8 persen, sangat setuju 0,8 persen) atas usulan tersebut. Adapun sebesar 10,1 persen masyarakat menolak menjawab.

Kedelapan, ketika masyarakat ditanya apakah setuju atau tidak setuju apabila suku yang berasal dari luar Jawa menjadi Presiden Indonesia, masyarakat menjawab setuju sebesar 68,4 persen (sangat setuju sebesar 6,2 persen, setuju sebesar 62,2 persen), kurang setuju sebesar 14,6 persen dan tidak setuju sebesar 11 persen. Adapun sebesar 6 persen menjawab tidak tahu/tidak jawab.

Kesembilan, terkait dengan keterkenalan tokoh-tokoh, Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling banyak dikenal/populer dengan 92,3 persen, disusul Sandiaga Salahuddin Uno (78,5 persen), Anies Baswedan (78,1 persen), Ganjar Pranowo (65,4 persen), Puan Maharani (63,3 persen), Ridwan Kamil (62,8 persen), Tri Rismaharini (61,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (61,7 persen), Khofifah Indar Parawansa (57,5 persen), Erick Thohir (50,3 persen), dan Nadiem Makarim (46,7 persen). Adapun tokoh lainnya mendapat angka popularitas di bawah 40 persen.

Kesepuluh, mayoritas masyarakat menyatakan Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling banyak disukai dengan 70,6 persen. Disusul Sandiaga Salahuddin Uno (65,1 persen), Anies Baswedan (58,7 persen), Ganjar Pranowo (54 persen), Ridwan Kamil (51,6 persen), Tri Rismaharini (51,1 persen), Khofifah Indar Parawansa (47 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (40,7 persen), Puan Maharani (36,2 persen), Erick Thohir (35,6 persen), Nadiem Makarim (33,7 persen), Tito Karnavian (25,9 persen), Andika Perkasa (25,2 persen), Muhaimin Iskandar (20,1 persen), dan Airlangga Hartarto (19 persen). Sisa angka masuk kategori tidak tahu/tidak jawab.

Kesebelas, pada pertanyaan terbuka, mayoritas responden menjawab Joko Widodo sebagai sosok paling dipilih sebagai Presiden apabila pemilu diadakan hari ini dengan persentase 15,5 persen, disusul Prabowo Subianto (13,4 persen), Ganjar Pranowo (11,6 persen), Anies Baswedan (7,2 persen), serta Sandiaga Salahuddin Uno dan Ridwan Kamil dengan masing-masing 2,2 persen.
Untuk 20 nama yang mendapatkan persentase di bawah 2 persen, terdapat nama Agus Harimurti Yudhoyono dengan 1,1 persen, disusul Tri Rismaharini (0,8 persen), Puan Maharani (0,7 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (0,6 persen), Erick Thohir (0,4 persen), dan Basuki Tjahaja Purnama (0,4 persen). Adapun nama lain mendapatkan persentase di bawah 0,4 persen.
Kedua belas, pada pertanyaan terbuka, mayoritas masyarakat memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Wakil Presiden apabila pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan hari ini dengan persentase 16,6 persen. Disusul Anies Baswedan (8,6 persen), Erick Thohir (5,8 persen), Ridwan Kamil (5 persen), Ganjar Pranowo (5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,8 persen), Prabowo Subianto (3,7 persen), dan Basuki Tjahaja Purnama (3,6 persen). Adapun tokoh-tokoh lainnya mendapatkan persentase di bawah 3 persen. Sisa angka masuk kategori tidak tahu/tidak jawab (29,1 persen).
Ketiga belas, pada pertanyaan tertutup simulasi sepuluh tokoh untuk menjadi Presiden, mayoritas masyarakat memilih sosok Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas tertinggi dengan persentase masing-masing sebesar 24 persen. Tokoh berikutnya yang paling banyak diharapkan adalah Anies Baswedan (12,1 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (6,3 persen), Ridwan Kamil (5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4 persen), Puan Maharani (2,4 persen), Andika Perkasa (1,4 persen), Erick Thohir (1,3 persen), dan Airlangga Hartarto (0,9 persen). Adapun sebesar 15,3 persen belum memutuskan, dan sebesar 3,3 persen menolak menjawab.

Keempat belas, dari empat menteri yang berpeluang menjadi calon presiden pada tahun 2024, Prabowo Subianto unggul dengan 37,1 persen, disusul oleh Sandiaga Salahuddin Uno (23 persen), Erick Thohir (8 persen), dan Airlangga Hartarto (2,3 persen). Adapun sebesar 22,4 belum memutuskan, dan sebesar 7,2 persen menolak menjawab.

Kelima belas, apabila pemilihan legislatif dilakukan hari ini, terdapat 6 partai yang mendapat persentase elektabilitas di atas 4 (empat) persen, yakni PDIP dengan 19,3 persen, disusul Gerindra (11,6 persen), Golkar (11,3 persen), PKB (6,8 persen), Demokrat (6,7 persen), dan PKS (5,1 persen). Adapun partai lainnya mendapatkan angka di bawah 4 persen, yakni PPP dengan 3,5 persen, disusul Nasdem (3,1 persen), PAN (2,5 persen), Perindo (1,3 persen), Hanura (0,5 persen), Partai Garuda (0,3 persen), PSI (0,3 persen), PBB (0,3 persen), Berkarya (0,3 persen), dan Partai Ummat (0,2 persen). Adapun tidak ada responden yang memilih PKPI dan Gelora dalam survei kali ini. Sisa angka masuk dalam kategori tidak tahu/tidak jawab.

Secara umum, hasil survei menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo dianggap cukup berhasil melewati masa sulit pemerintahan terutama akibat dari pandemi COVID-19, serta berhasil menjalankan arah pemerintahan sehingga diapresiasi oleh publik. Hal ini terlihat dari tingginya kepuasan terhadap kinerja Joko Widodo dalam survei tatap muka kali ini, dibandingkan dengan survei serupa di bulan Oktober 2020. Sementara itu untuk isu-isu terkini, publik terlihat menolak penambahan masa jabatan presiden, penundaan pemilu, serta penghapusan ambang batas presiden. Hasil ini menegaskan bahwa publik tetap menginginkan pemilu dilaksanakan berkala seperti sebelumsebelumnya, termasuk dibatasinya jumlah calon presiden yang dapat maju dalam kontestasi pemilu mendatang.

Terkait dengan peta politik di tahun 2024, dilihat dari aspek perilaku pemilih, tampaknya masyarakat tidak mempersoalkan latar belakang suku calon presiden. Sosok Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan menjadi tiga kandidat kuat, berdasarkan pertanyaan terbuka dan simulasi 10 tokoh. Meski demikian peta politik masih terbuka, sebab masih cukup banyak masyarakat yang belum mengetahui pelaksanaan pemilu serentak di tahun 2024, serta masih banyak masyarakat yang belum memutuskan/menolak menjawab dalam pertanyaan terkait elektabilitas. Di luar ketiga nama tersebut, terdapat nama-nama lain yang patut diperhitungkan, antara lain Sandiaga Salahuddin Uno, Ridwan Kamil, dan Erick Thohir.

Khusus pada pertanyaan terbuka, sosok Joko Widodo masih menjadi sosok yang paling dipilih, hal ini menunjukkan bahwa publik masih cukup mengapresiasi cara Joko Widodo dalam menjalankan roda pemerintahannya. Berkaitan dengan peta politik di parlemen, PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, dan PKS, diprediksi mendapatkan suara nasional di atas empat persen. Sementara itu PPP, Nasdem, PAN, dan Perindo meskipun pada survei kali ini mendapatkan dukungan di bawah empat persen, masih tetap berpeluang untuk mendapatkan kursi di parlemen nasional mengingat masih terdapat cukup waktu untuk melakukan konsolidasi dukungan.