ASRI Anas, siapa tak mengenal Wakil Ketua Badan Anggaran MPR RI ini di Sulawesi Barat. Simak wawancara singkat wartawan mandarensia.com Sudirman Syarif dengan sosok ini.
Bapak telah dua periode di DPD, ada alasan mendasar apa hingga beralih ke DPR RI?
Maju jadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ingin berkontribusi lebih banyak membantu Provisni Sulawesi Barat. 10 tahun di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI rasanya sulit, karena persoalan mendasar adalah kewenangan DPD yang sangat terbatas.
Membantu tentu dalam aspek regulasi, aspek monitoring dan anggaran. Berusaha mengeluarkan kemampuan selama ini. Tapi kembali lagi ke persoalan tadi. DPD RI hanya bisa mengusulkan tapi tidak memutuskan.
Seperti apa misi di Pemilu 2019 ini?
Daerah baru seperti Sulbar butuh dorongan yang kuat secara politik untuk mempercepat pembangunan. Insya Allah dengan pengalaman mempelajari parlemen selama 10 tahun, bisa lebih maksimal membantu Sulbar.
Kenapa saya memilih Daerah Pemilihan Sulbar? Karena Sulbar ini kampung halaman.
Sebenarnya apa yang mesti lebih digenjot?
Hal yang harus digenjot di Sulbar adalah, infrastruktur, pendidikan, dan peningkatan kualitas pertanian.
Dalam politik, saya penganut paham politisi berkualitas. Mau suka siapa pun terserah, tidak suka seseorang juga hak pribadi! Di manapun jika di Sulbar saya selalu bicara kualitas.
Saya pernah memberi motivasi di atas 80.000 siswa. Hampir 98 persen SMA dan SMK telah saya datangi di Sulbar. Ingin memberi semangat kualitas generasi Sulbar. Persoalan kualitas diperdebatan silakan. Saya hanya percaya suatu daerah akan maju jika dipimpin orang berkualitas.
Apa yang ingin Bapak sampaikan pada generasi muda?
Generasi muda Sulbar harus dibangunkan sikap optimisme, walau mereka anak-anak biasa (petani nelayan dll) mereka juga bisa berhasil. Menjadi pemimpin tidak harus jadi anak bupati, anak gubernur, anak orang kaya.
Menjadi pemimpin tidak boleh aji mumpung. Buat saya ini penting. Politisi harus selalu bicara ideal, walau dalam perjalanan ada pragmatisme politik.
Buat saya penting ini dibahasakan kemana pun, hanya saya tahu banyak yang tidak berani mengungkapkan karena alasan-alasan tertentu.
(Simak wawancara dengan tokoh berikutnya)