Perwakilan Mateng Tampilkan Tarian Memanen Sawit di PIFAF

Reporter: Sudirman Syarif

POLEWALI MANDAR, mandarnesia.com — Perwakilan Mamuju Tengah (Mateng) sanggar seni Mamuang menampilkan tarian kekayaan alam di panggung utama Polewali Mandar Internasional Folk and Art Fetisval (PIFAF) Tahun 2019, Senin (5/8/2019).

Tari berjudul panen sawit dilakoni empat perempuan berbaju hitam dan dua lelaki yang membawa alat untuk memanen sawit atau mandodos.

Tari panen sawit diilhami dari kebiasaan masyarakat Mamuju dalam mengelolah hasil bumi. Sawit merupakan kekayaan alam di kabupaten termuda di Sulawesi Barat ini.

Dalam tarian tersebut, diceritakan masyarakat di Mateng yang beragama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha berangkat ke kebun saat selesai beribadah subuh.

Mateng merupakan Indonesia kecil di Pulau Sulawesi, dimana banyak agama, suku, ras, adat, dan budaya yang hidup rukun di kabupaten yang dipimpin Aras Tammauni. Mandar, Bugis, Makassar, Mamasa, Toraja, Jawa, NTB, NTT, dan ada juga dari luar negeri yang bermukim di Wilayah Lalla Tassisara ini, yaitu Timor-Timor.

Tarian tersebut diperlihatkan masyaratak Mateng sangat lihai dalam memanen sawit. Baik mudah atau pun orang tua. Mandodos dilakukan sore hari atau sampai terbenamnya matahari.

Di tengah-tengah tarian, nuansa lagu daerah Topoyo menceritakan kerinduan seorang anak kepada orang tua yang telah ditinggal jauh.