Oleh: Chaerul Anam
Pertumbuhan versus pembangunan ekonomi masih sering jadi perbincangan hangat dikalangan tertentu. Beberapa ahli mengatakan, suatu negara harus menggenjot seluruh sumber daya (human and natural resources) untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Jika ingin sejajar dengan kemajuan negara atau daerah lain.
Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi lebih luas cakupannya ketimbang pertumbuhan ekonomi. Olehnya, ahli ekonomi pembangunan secara sederhana mendefenisikan Pembangunan Ekonomi (PE) = Pertumbuhan Ekonomi + Perubahan.
Atau dengan kata lain, PE tidaklah cukup dijadikan sebagai ukuran untuk menyatakan tingkat kesejahteraan suatu negara tanpa memperhatikan perubahan (Changes) yang terjadi dalam masyarakat. Baik perubahan sikap maupun perubahan kelembagaan di dalam masyarakat.
Negara berkembang biasanya cenderung cuma mengejar target pertumbuhan ekonomi semata, dan relatif mengabaikan kualitas pertumbuhan ekonomi. Maka tidak heran, bila aspek kesehatan masyarakat, aspek pendidikan, dan perubahan sosial, budaya serta kelembagaan relatif terabaikan. Kondisi seperti ini seringkali disebut sebagai pertumbuhan tanpa pembangunan ekonomi.
Mungkin perspektif inilah yang mengilhami, ekonom dari Inggris, Dudley Seers yang menyatakan bahwa kalau anda ingin melihat kemajuan pembangunan ekonomi suatu negara, maka perhatikanlah tiga aspek ini: Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketimpangan.
Bila ketiga aspek ini dari hari ke hari, dari waktu ke waktu mengalami penurunan, maka itu berarti menurut Seers, negara itu tengah mengalami proses pembangunan ekonomi. Negara atau atau daerah itu tengah berjalan di atas rel yang benar. (*)
Palu, Subuh Kamis, 20 April 2017