MANDARNESIA.COM, Campalagian — Tim Laut Biru menemukan seekor penyu hijau (Chelonia mydas) dalam kondisi lemah saat kegiatan transplantasi karang di perairan pantai tebing karang Labuang, Desa Laliko, Sabtu (29/11/2025).
Penyu tersebut terlihat mengambang tidak normal dan tidak mampu menyelam. Kondisi itu membuat tim segera menghentikan pekerjaan dan melakukan evakuasi.
“Awalnya kami fokus memasang media transplantasi karang. Tiba-tiba penyu ini mendekat, tapi gerakannya tidak seperti biasa. Ia hanya mengambang dan tidak mampu menyelam sama sekali,” kata Emil, anggota Laut Biru yang pertama kali melihat penyu tersebut.
Karena kondisi yang mengkhawatirkan, tim kemudian mencari perahu untuk membawa penyu ke Basecamp Laut Biru. Proses evakuasi dari lokasi penemuan ke basecamp memakan waktu sekitar 20 menit menggunakan katinting.
Setibanya di basecamp, penyu langsung dipindahkan ke kolam darurat untuk mendapatkan pemeriksaan awal. Muh. Putra Ardiansyah, pimpinan Laut Biru, menjelaskan bahwa penanganan selanjutnya menunggu arahan dari dokter spesialis penyu yang dihubungi jarak jauh.
“Saat ini kami memastikan penyu berada di lingkungan yang aman dan stabil. Harusnya ada pemeriksaan medis lebih detail seperti rontgen, tapi setahu saya tidak ada dokter hewan khusus hewan laut di Polman. Jadi kami dipandu dokter spesialis dari jarak jauh,” jelas Putra.
Menurut dokter spesialis penyu tersebut, gejala yang ditunjukkan mengarah pada buoyancy disorder, gangguan keseimbangan daya apung yang membuat penyu sulit menyelam dan terus mengambang di permukaan. Penyebab pastinya tidak bisa dipastikan tanpa rontgen, namun umumnya terkait penumpukan gas di saluran pencernaan, infeksi, atau cedera pada paru-paru.
Tim Laut Biru masih terus memantau kondisi penyu sambil berupaya mencari dukungan penanganan lebih lanjut.
“Kami berharap ada bantuan dari BPSPL Makassar, BKSDA, atau relawan dokter hewan agar penyu ini bisa mendapatkan perawatan maksimal dan dilepasliarkan kembali,” kata Putra. (WM)











