Pengajian sebagai Wirid, Potret Pengajian Annangguru Bisri

Pengajian sebagai Wirid, Potret Pengajian Annangguru Bisri
Pengajian sebagai Wirid, Potret Pengajian Annangguru Bisri

Setelah pulang menuntut ilmu di pulau Jawa, Annangguru Bisri mengabdi di pesantren Nuhiyah, di samping aktif mengajar ngaji kitab di rumahnya.

Dia sudah malang melintang dalam dunia keilmuan, tapi itu tidak menyurutkan dahaga dalam menuntut ilmu setelah pulang dari pulau Jawa, di Pambusuang masih sangat giat dalam mendatangi Annangguru-Annangguru senior baik yang ada Pambusuang, Campalagian, Wonomulyo, Polewali, bahkan sampai ke Makassar.

Kekuatan dalam semangat pencarian ilmu sangat tinggi dalam diri Annangguru Bisri. Salah satu kebiasaan yang melekat dalam diri Annangguru Bisri adalah membawa kitab kemanapun perginya, bahkan pergi ke Makassar untuk urusan keluarga, tidak pernah ketinggalan untuk membawa kitab, dan itu di baca dalam perjalanan maupun setelah sampai di Makassar.

Kadang juga menyempatkan diri untuk mendatangi guru-guru senior atau Gurutta yang ada di Makassar, disamping untuk silaturahim dan menyempatkan diri menyodorkan kitab yang dia bawa dan menanyakan maksud yang ada dalam kitab tersebut yang dia tidak bisa pahami.

Semangat dalam pendalaman keilmuan khususnya kajian kitab kuning masih sangat menonjol dalam diri Annangguru Bisri, belajar dan memberikan pengajian tidak bisa dipisahkan dalam diri Annangguru Bisri.

Memberikan pengajian dimana-mana itu menjadi wirid harian yang kita bisa lihat dalam aktivitas keseharian Annangguru Bisri.

Ada pengajian-pengajian yang sudah terjadwal seperti pengajian di mesjid besar Taqwa Pambusuang, mesjid besar Al Hurriyah Tinambung, mesjid agung Syuhada Polewali, dan mesjid-mesjid lainnya serta majelis-majelis taklim yang bertebaran di kabupaten Polewali Mandar.

Metode pengajiannya juga sangat menarik, metode pengajiannya terstruktur karena merujuk ke kitab yang dia baca. Ada nilai-nilai keseriusan dalam menyampaikan pengajian, dan tentu saja disertai dengan bahasa-bahasa ala Pambusuang yang kadang sangat menggelitik dan mengundang gelak tawa, tanpa meninggalkan nilai substansi kitab yang dia sedang kaji.

Annangguru Bisri sangat familier dengan bahasa-bahasa logat Pambusuang, kadang diselingi cerita-cerita lucu dari para Annangguru masa lalu yang ada Pambusuang, maupun orang-orang Pambusuang masa lalu yang punya cerita-cerita yang  dapat membangkitkan semangat dalam memaknai kehidupan yang dikemas dalam cerita yang mengundang gelak tawa.

Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh para Annangguru Pambusuang adalah mereka sangat kaya dengan perbendaharaan cerita-cerita mengundang gelak tawa tapi dengan argumentasi yang dapat diterima oleh akal, karena didasari dengan cerita-cerita dalam kitab kuning.

Itulah sekilas atau potret dari Annangguru Bisri, kita perlu banyak belajar khususnya para santri di era sekarang, bahwa menuntut ilmu adalah merupakan keniscayaan untuk para generasi hari ini, kita perlu membaca biografi-biografi ulama-ulama dulu dalam keseriusannya dalam menapaki keilmuan.

Pesan untuk generasi hari ini, jangan ada halte dalam menuntut ilmu, agama kita telah memberikan pesan kepada kita bahwa menuntut ilmu itu adalah wajib.

Bumi Pambusuang, 31 Oktober 2023