Pemimpin, Melayani atau Dilayani

Dr. Aco Musaddad HM. Kadis Kominfo SP Polewali Mandar dan Pengurus Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Polewali Mandar.

PEMIMPIN adalah pelayan, konsep kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin bertugas melayani masyarakat atau rakyatnya. Konsep ini juga dikenal sebagai Servant Leadership.

Istilah pemimpin adalah pelayan, ini dikenal dengan istilah Servant Leader ini dipakai untuk pertama kalinya oleh Robert K Greenleaf (1904-1990) pada tahun 1970, dalam tulisannya yang berjudul The Servant as Leader gagasan ini muncul setelah Greenleaf membaca buku “Journey to the East” karangan Hermann Hesse.

Dalam buku tersebut dikisahkan seseorang yang bernama Leo yang menjadi pelayan (abdi) dari sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan spiritual. Leo menghilang. Sejak saat itu rombongan ini menjadi berantakan dan perjalanan spiritual tersebut menjadi gagal.

Rombongan tersebut menjadi sadar bahwa Leo yang selama ini dikenal sebagai “pelayan” pada kenyataannya adalah seorang pemimpin mereka yang sesungguhnya.

Pelayanan Publik Dalam Perspektif Islam

Istilah pemimpin adalah pelayan sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW, jauh sebelum orang Barat menggunakan istilah tersebut.
Terdapat beberapa hadits yang menyampaikan terkait dengan Peran Pemimpin sebagai Pelayan;
1). “Pemimpin adalah pelayan rakyat, bukan rakyat yang menjadi pelayan pemimpin”. (HR. Abu Dawud)
2). “Pemimpin yang baik adalah yang memperhatikan kepentingan rakyatnya sedangkan pemimpin yang buruk adalah yang memperhatikan kepentingan diri sendiri.

Pejabat atau pegawai pemerintah pada hakikatnya adalah pelayan publik yang bertugas melayani mereka, bukan sebaliknya; minta dilayani. Nabi bersabda, “Sayyid (pemimpin, pejabat, pegawai pemerintah) suatu kaum adalah pelayan (khadim) mereka.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Praktek Baik Pelayanan Publik di Era Rasulullah & Sahabat.

  1. Mesjid Nabawi selain digunakan untuk beribadah, juga difungsikan untuk memberikan pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, layan sosial lainnya.
  2. Nabi Muhammad SAW, kadang memberikan pelayanan langsung ke masyarakat, banyak kisah yang mengulas hal tersebut, diantaranya Rasulullah SAW mendatangi salah seorang warga Madinah yang lansia dan buta, beliau secara langsung memberikan makanan.
  3. Abu Bakar, Umar Ibn Khattab dan Khalifah lainnya kemudian melanjutkan apa yang telah dicanangkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan Umar Ibn Khattab memiliki kebiasaan untuk blusukan di malam hari, hanya untuk memastikan apakah rakyat tetap dalam kondisi baik-baik saja atau masih ada yang membelum mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Pelayanan itu dibagi menjadi dua pendekatan yaitu:
Pertama: Masyarakat yang mendatangi pusat-pusat pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah.
Kedua: Pemerintah sebagai pemberi layanan mendatangi masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

Disadur dari berbagai sumber.