JAKARTA, mandarnesia.com –Perjuangan Kabupaten Majene dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) untuk mendapatkan Participating Interest (PI) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Blog Migas Sebuku, nihil.
Itu disampaikan Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Majene, Harsiadi saat menghadiri pertemuan di Jakarta, Rabu (6/3) bersama Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar dan pejabat SKK Migas.
“Dari beberapa pertemuan yang diikuti di Jakarta termasuk hari ini, saat terakhir di hotel bersama gubernur, kita disuruh untuk berjuang mendapatkan surat Keputusan Menteri Keuangan terkait dengan keputusan Sulbar masuk daerah penghasil. Kalau ada itu segera dikucurkan karena dana PI dan DBH sudah ada,” kata Hasriadi kepada mandarnesia.com melalui sambungan telepon yang masih berada di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
“Sampai saat ini pada saat pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Majene bulan lalu, saya sempat singgung terkait Sulbar sebagai daerah penghasil, penyampaian Asisten I, Kementerian tidak mau mengeluarkan surat sesuai keputusan menteri, Sulbar bukan daerah penghasil, hasilnya nol,” sambungnya.
Menurutnya, perjuangan yang telah dilakukan hanya sia-sia. Kabupaten Majene bukan daerah penghasil Migas. Makanya, tidak ada kucuran dana.
“Ini dibuktikan sampai saat ini untuk anggaran pendapatan di APBD Majene tahun 2019 nihil. Tidak dicantumkan pendapatan dari pembagian Migas,” jelasnya.
Berdasarkan UU, titik minyak yang berada di atas 12 mil dari perairan Sulbar dan Kalimantan menegaskan dua wilayah tersebut bukan daerah penghasil. Titik itu menjadi kewenangan pusat.
“Kalau kita sepanjang berbicara UU semakin jauh kita. Karena barang ada di atas 12 mil. Tapi kalau kita mengacu pada Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani Wakil Presiden RI Jusuf Kalla kita akan mendapatkan, itu yang tetap kita tuntut di pusat,” ungkapnya.
Melalui sambungan telepon ke nomor pribadi Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulbar, Amri Eka Sakti belum bersendia untuk diwawancara.
“Sebentar saya masih ada tamu adek,” kata Amri yang terdengar tergesa-gesa menutup telepon.
Sementara Khaeruddin Anas yang banyak mengikuti pertemuan pembahasan PI dan DBH Migas sebuku menolak untuk memberi komentar.
“Saya tidak pernah lagi masuk di area itu. Jujur saya tidak tahu perkembangan terakhirnya,” jelas Khaeruddin.
Reporter: Sudirman Syarif
Foto: FB Hasriadi Atp