Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Keputusan Presiden Joko Widodo telah memilih Pulau Kalimantan sebagai lokasi ibu kota negara. Keputusan kedua, menunggu pilihan jatuh pada provinsi mana ibu kota baru dipusatkan di Pulau Borneo ini.
Kalimantan Timur (Kaltim) disebut-sebut sebagai wilayah ibu kota baru yang memiliki potensi besar. Jika benar, tentu sangat menguntungkan Sulbar yang berhadapan langsung dengan provinsi kaya minyak itu, Samarinda.
Baca:https://mandarnesia.com/2019/07/harapan-mamuju-ibu-kota-negara-pupus/
“Dengan bergesernya ibu kota dekat dengan kita itu harus diantisipasi. Kita harus bisa menjadi interland dari ibu kota negara nanti kalau terjadinya di Balikpapan. Kita harus bisa memanfaatkan kesempatan luar biasa ini, berhadapan dengan ibu kota negara dan Sulbar itu menjadi pemilik peluang yang besar,” kata Sekretaris Provinsi Sulbar Idris DP kepada mandarnesia.com, Selasa (30/7/2019).
Migrasi penduduk ibu kota ke Kalimantan kata Idris, akan berdampak terhadap kebutuhan yang meningkat, seperti daging, sayur-mayur.
“Karena pasti migrasi ke Balikpapan itu pasti tinggi, kedua karena migrasinya tinggi maka kebutuhannya juga tinggi, paling tidak untuk kebutuhan pokok, seperti beras, ikan dan yang kita antisipasi kira-kira pergeseran infrastrukturnya kita bisa penuhi. Misalnya pelabuhan kita jauh lebih kompetitif dengan Kalimantan,” ungkap Idris.
Masih kata Idris, Sulbar langsung dapatkan manfaat yang sangat luar biasa. “Makanya kawan-kawan itu perlu menata diri, apa saja profesi yang dikelola petani, nelayan, itu harus lebih dipastikan keberlanjutannya, kita tidak bisa kehilangan sumber daya.”
Kalimantan Timur berada di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Luas wilayah Kaltim 127.346,92 km dengan populasi sebesar 3.575.449 jiwa.
Foto: wartawisata.id