Laporan : Nur Hafsah Yunus MS (Ketua Pelaksana Program Pelatihan Calistung)
POLEWALI MANDAR,mandarnesia.com-Salah satu program pendidikan dalam masyarakat yang paling efektif dilakukan adalah program pemberantasan buta aksara.
Bagi mereka yang tidak lagi buta aksara, putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan, perlu disediakan suatu program agar dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilann dan memperluas wawasan sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja, atau berusaha secara mandiri.
Keberadaan program pemberantasan buta aksara sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat khususnya Kelompok Kampung Pendidikan Desa Kuajang, Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar di bawah penanggungjawab, Hasan, S.Pd., M.Pd. Dengan demikian, sebagai sarana yang diharapkan dapat menjadi pembina dalam kegiatan pemberantasan buta aksara.
Berdasarkan hasil observasi dan survei kepada Kepala Desa Kuajang, masih banyak penduduk yang tidak tamat sekolah dasar. Padahal pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan serta diakui sebagai kebutuhan pokok manusia secara keseluruhan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin baik pula kualitas sumber dayanya.
Diakui atau tidak, dunia pendidikan ini terus menimbun berbagai permasalahan. Meski telah berganti aparat birokrat dan orde pemerintahan serta banyaknya kampanye tentang pentingnya pendidikan, dunia pendidikan tak kunjung lepas dari sejumlah permasalahan klasik baik menyangkut kualitas, daya jangkau masyarakat terhadap pendidikan, budi pekerja para siswa minimnya pendidikan yang disediakan pemerintah, hingga minat belajar para siswa.
Sektor pendidikan merupakan sektor yang dominan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang terkait dengan pembangunan SDM atau kualitas hidup penduduk yang selalu memasukkan komponen pendidikan dalam penentuan penghitungannya. Salah satu indikator yang biasa digunakan diantaranya tingkat pendidikan yang ditamatkan, angka melek huruf dan angka buta huruf/buta aksara.
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), buta aksara di Indonesia pada tahun 2010 masih sebesar 10% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 23.751.617 jiwa penderta buta aksara usia lebih dari 15 tahun.
Tujuan pelatihan membaca, menulis, dan berhitung (Calistung) adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, mengurangi tingkat kebodohan yang merupakan sumber dari kemiskinan. Diharapkan dengan adanya pelatihan Calistung dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan saling memahami yang dikerjakan baik tulisan maupun fakta lisan.
Dengan demikian, Kelompok Kampung Pendidikan Desa Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar memiliki akses untuk memperoleh pengetahuan di bidang teknologi dan informasi. permasalahan yang dihadapi mitra, antara lain, pertama belum mengenalkan huruf dan angka, dua belum dapat membaca huruf alfabet dan angka dengan baik dan benar, ketiga belum dapat menghitung matematika dasar.
Pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan mulai bulan April 2019 hingga Juli 2019. Yang langsung diketuai oleh Nur Hafsah Yunus MS, S.Pd., M.Pd. dan narasaumber lainnya yakni, Nurhidayah, S.Pd., M.Pd,. dan Andriani, S.Pd., M.Pd.
Upaya pengentasan buta aksara pada Desa Kuajang khususnya yang menjadi mitra perlu mendapat perhatian serius. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kelompok mitra dalam melakukan metode pelatihan Calistung secara berkesenambungan dan jangka panjang dapat menjadi cara tepat untuk mengurangi jumlah angka buta aksara bahkan memberantas buta aksara tersebut.
Kegunaaan pelatihan Calistung bagi warga buta aksara antara lain, pertama meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, mengurangi kebodohan yang merupakan sumber kemiskinan, kedua meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan saling memahami yang dikerjakan baik tulisan maupun fakta lisan dan ketiga akses untuk memperoleh pengetahuan di bidang teknologi dan informasi.
Oleh karena itu, pihak mitra dan Desa Binuang sangat antusias dan berterimakasih atas adanya program kemitraan masyarakat yang bersumber dari Anggaran Direktorat Riset dan Pengabdian kepada masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti.