Orasi Budaya: Membangun Masa Depan dengan Benang Sutera Masa Lalu: Pentinganya Generasi Muda Wajib Melestarikan Tenun Sutera Mandar!

oleh
oleh

Orasi Budaya: Dr. Aco Musaddad HM., S.Ag., M.Ag., M.Si

Disampaikan pada Acara Festival Banua Kaeyyang di Pambusuang, Jum’at, 25 Juli 2025

Hari ini, di hadapan anda semua, saya berdiri bukan hanya untuk berpidato, melainkan untuk membakar semangat. Semangat untuk sebuah warisan yang tak ternilai harganya, sebuah identitas yang tak lekang oleh waktu, yaitu tenun sutera Mandar.

Mungkin sebagian dari kita bertanya, mengapa di era digital yang serba cepat ini, kita masih harus berbicara tentang tenun? Mengapa di tengah gempuran tren global, kita harus melirik selembar kain tradisional? Jawabannya sederhana, saudaraku: karena di setiap helai benang sutera Mandar, terajutlah jiwa, sejarah, dan masa depan kita.

Tenun sutera Mandar bukanlah sekadar kain. Ia adalah manifestasi kebudayaan yang agung, cerminan ketekunan, kesabaran, dan keindahan estetika nenek moyang kita. Lihatlah motif-motifnya yang memukau, masing-masing dengan filosofi dan ceritanya sendiri. Ini adalah bahasa bisu yang kaya makna, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Setiap motif adalah doa, setiap warna adalah harapan, setiap helai benang adalah jejak perjalanan leluhur kita.

Namun, mari kita jujur pada diri sendiri. Seberapa banyak dari kita, generasi muda, yang benar-benar mengenal tenun sutera Mandar? Seberapa sering kita melihatnya dikenakan dalam keseharian, bukan hanya pada acara-acara adat? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah cambuk bagi kita. Jika kita abai, jika kita diam, maka perlahan tapi pasti, permata budaya ini akan redup, lalu hilang ditelan zaman.

Maka dari itu, saya menyerukan kepada anda semua, khususnya kepada generasi muda: saatnya kita bergerak!

Mengapa melestarikan tenun sutera Mandar itu penting bagi kita?

Pertama, ini adalah bentuk penghargaan kita terhadap leluhur. Mereka telah mewariskan harta yang tak bisa dibeli dengan uang. Melestarikannya berarti kita menghormati jerih payah dan kebijaksanaan mereka. Ini adalah cara kita berkata, “terima kasih, kami akan melanjutkan perjuanganmu.”

Kedua, tenun sutera Mandar adalah identitas kita sebagai orang Mandar. Di tengah arus globalisasi, memiliki identitas yang kuat adalah sebuah keharusan. Tenun sutera Mandar membedakan kita, menjadikannya unik, dan menunjukkan kekayaan budaya yang kita miliki. Dengan bangga mengenakan dan mempromosikannya, kita menunjukkan kepada dunia siapa kita.

Ketiga, melestarikan tenun sutera Mandar berarti membuka peluang ekonomi baru. Industri kreatif berbasis budaya memiliki potensi yang luar biasa. Bayangkan, dengan sentuhan inovasi dari generasi muda, tenun sutera Mandar bisa bertransformasi menjadi produk fesyen modern, aksesori, atau bahkan dekorasi interior yang mendunia. Ini berarti lapangan kerja, penghasilan, dan kesejahteraan bagi masyarakat kita. Kita bisa menjadi wirausahawan budaya, yang membangun ekonomi lokal sambil melestarikan tradisi.

Keempat, dan yang tak kalah penting, proses menenun mengajarkan kita nilai-nilai luhur. Kesabaran dalam merajut benang, ketelitian dalam menciptakan motif, dan ketekunan dalam menyelesaikan setiap helainya. Nilai-nilai ini sangat relevan di kehidupan modern yang serba instan. Ini adalah sekolah kehidupan yang tak tertulis, yang membentuk karakter kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Saudaraku Generasi Muda

Jangan biarkan warisan ini hanya menjadi pajangan di museum. Jadikanlah ia bagian dari gaya hidup kita. Kenakanlah tenun sutera Mandar dengan bangga! Pelajari tekniknya! Jadilah desainer yang inovatif! Promosikan keindahannya melalui media sosial!

Mulai dari diri sendiri, dari lingkungan terdekat. Ajak teman-teman kita untuk mengenal lebih jauh tentang tenun sutera Mandar. Mari kita jadikan tenun sutera Mandar tidak hanya sebagai peninggalan masa lalu, tetapi sebagai inspirasi untuk masa depan yang lebih gemilang.

Mari kita bersama-sama menjadi penjaga, pelestari, dan inovator tenun sutera Mandar. Dengan semangat yang membara, dengan tangan yang terampil, dan dengan hati yang mencintai budaya, kita akan memastikan bahwa tenun sutra mandar akan terus berkibar, menghiasi peradaban, dan menjadi kebanggaan kita hingga generasi mendatang.

Terima kasih kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, yang telah hadir di tanah Mandar, untuk mengingatkan kita, supaya tetap merawat warisan budaya dari leluhur kita.

Acara ini difasilitasi Balai Pelestarian Budaya (BPK) Wilayah XVIII Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dan ditutup oleh Dr. Aco Musaddad mewakili Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar.