Merpati di Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019

Oleh Adi Arwan Alimin

MASIH pagi. Sekitar pukul 06.30 puluhan orang telah berkumpul di bawah tenda kerucut yang disiapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Barat. Tanggal 23 September 2018, tahapan Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019 akan digelar di sini. Di anjungan Pantai Manakarra Mamuju.

Saya termasuk peserta karnaval pagi ini yang datang bergegas. Tepat pukul 06.29 menit saya telah berdiri di sisi undakan anjungan. Berharap tidak tertinggal mengingat agenda ini dalam tahapan ketat, dan melibatkan 16 partai politik dan 30 calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 30 menit kemudian penulis mengontak korlap Pablo atau Kurniyadi, Kasubag Parmas yang mengordinir acara ini.

Rupanya karnaval yang akan menjadi acara pembuka deklarasi, belum dapat digelar jam 07.00. Sebagian peserta belum berkumpul meski area sekitar stage mulai disesaki peserta dengan oblong hitam bertulis “Deklarasi Kampanye Damai”. Ajudan Kapolda Sulbar bahkan memberitahu bahwa Jenderal Baharuddin sejak jam 06.00 telah lama bersiap.

Yang menarik, ratusan warga Mamuju kemudian datang menyemut di sekitar tempat acara. Awalnya penulis menduga bagian peserta karnaval. Rupanya mereka akan melakukan senam dengan para instruktur yang kemudian meminjam sound milik panitia. Sambil menanti peserta karnaval, momen senam aerobic sekitar 15 menit pun mengisi jeda.

Dengan dentum musik yang membahana sebagian peserta karnaval bahkan ikut senam bersama. Ini seolah mobilisasi massa kampanye damai padahal dua rangkai acara simbiosis. Warga dapat bersenam dengan fasilitasi sound yang luar biasa memekak, sedang penyelenggara mendapat limpah ratusan orang di persiapan kampanye damai.

Karnaval dengan jalan santai ini akhirnya dimulai. Penulis bersama staf mengatur barisan di depan masjid Muttahidah. Sambil berbanjar dalam barisan memanjang, jalan kaki ini pun meninggalkan area anjungan. Ratusan peserta Pemilu berbaur. Dengan kaos oblong tanpa atribut peserta Pemilu karnaval Pemilu 2019 menegaskan sebuah hal, kebersamaan dan kesetaraan.

Ada deret pemilih pemula seragam abu-abu, dan grup drumband MAN Mamuju berada paling depan. Penampilannya cukup memukau. Beberapa bulan lalu rupanya mereka juara drumband pelajar tingkat provinsi. Peserta lain mengular di belakang kelompok seni ini. Jarak tempu karnaval tak sampai tiga kilometer, hanya berkeliling beberapa blok jalan konvoi pagi ini pun kembali ke anjungan Manakarra.

Sesaat setelah peserta kembali berkumpul di tenda yang menghadap ke Pulau Karampuang, seremoni Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019 lalu dimulai. Sambutan diawali Kapolda Sulbar Brigjen Baharuddin Djafar, Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, dan Ketua KPU Provinsi Sulawesi Barat, Rustang. Garis bawah dari semua pernyataan tiga sumber ini menekankan urgensi netralitas di Pemilu 2019 oleh aparat, pemerintah, dan penyelenggara Pemilu.

Acara yang juga sangat penting Ahad pagi tadi, ketika tim kampanye Capres-Cawapres, 16 partai politik, dan 30 calon anggota DPD RI membubuhkan tanda tangan komitmen akan menjalankan tahapan kampanye secara damai. Tanpa hoaks, politisasi SARA, dan politik uang. Inilah hakikat utama dari deklarasi kampanye damai ini.

Di ujung acara ratusan balon berwarna putih diterbangkan peserta ke udara. Langit Mamuju yang sangat cerah jelang jam 09.00 pun diwarnai pelepasan puluhan burung merpati. Mulai dari Gubernur, Kapolda, Danrem Tatag 142, pimpinan parpol, calon DPD, tim kampanye, undangan dan penyelenggara terlihat masing-masing memegang merpati dengan wajah riang.

Simbol Perdamaian

Merpati adalah burung yang pertama kali dilepaskan dari bahtera saat banjir besar di zaman Nabi Nuh. Burung ini sejak lama mewakili lambang cinta dalam mitologi Yunani. Meski sebenarnya burung merpati adalah simbol perdamaian dan umur panjang sejak jaman Cina kuno. Demikian pula bagi orang Mesir memakai merpati sebagai tanda ketenangan. Lalu kini buat rasa damai bagi Pemilu 2019.

Dari Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019, semua pihak tentu sangat berharap agar kontestasi politik ini dapat dirayakan dalam nuansa yang aman, sejuk dan damai. Sebagaimana halnya perayaan cinta pada negeri ini yang dapat dimesrai dalam romantisme ala demokrasi. Yang penuh nilai kepatutan, kesantunan dan saling menghargai.

Mamuju, 23 September 2018