Merawat Eksistensi Budaya Mandar

SIPAITA 4 IKMSB MALANG

 Oleh : MUHAMMAD SULFIAN/IKMSB MALANG

SIPAITA 4 telah selesai dilaksanakan dengan nuansa penuh hangat kekeluargaan. SIPAITA merupakan agenda temu akrab mahasiswa baru yang setiap tahun diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga mahasiswa Sulawasi Barat Malang (IKMSB Malang) dalam rangka menyambut mahasiswa baru dan momentum untuk memperkuat hubungan dengan keluarga besar IKMSB Malang, pada 23-25 November 2018 di Villa Kalendra, Kota Batu Jawa Timur.

Berbeda dengan agenda sipaita sebelumnya, SIPAITA 4 kali ini berlangsung selama tiga hari dengan tema “Eksistensi Budaya Dalam Menghadapi Era Milenial”. Adapum konsep rangkaian acara yaitu Talk Show, Out bound, sharing session, malam seni budaya dan seminar budaya.

Pemateri Talk show dengan tema “Kepemimpinan, Manajemen dan Organizes” yaitu Mursalim, SH (DPO IKMSB Malang), Ahmad Mansur AM, S.E, MSA (DPO IKMSB Malang), A. Muh. Ilham Rusali Masdar (Ketua Umum IKMSB Malang) dan Muhammad Sulfian (Sekjen IKMSB Malang). Selain itu, ada sharing session juga yang difasilitasi oleh anggota IKMSB Malang yang berprestasi diantaranya,  Nelwan Lawani memiliki prestasi dibidang debat Bahasa inggris hingga Internasional, dibidang beasiswa ada Nabila Haruna, Muh. Halim dengan prestasinya dibidang bahasa Arab, serta Muchsin Fadly sebagai Ketua IAPIM Malang dan Harisandi Alisjahbana Menteri kemenristekdikti BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Malang. Dan acara puncaknya adalah seminar budaya, di mana Ridwan Alimuddin (Founder Perahu Pustaka) sebagai pemateri.

Kemeriahan SIPAITA 4 bertambah dengan kehadiran tamu dari Ikatan Keluarga Mahasiswa Mandar SULBAR Yogyakarta, Ikatan Pelajar Mahasiswa Polewali Mandar Yogyakarta, Mahasiswa Mandar Jombang, Ikatan Pemuda Pelajar Mahsiswa Sulawesi Tengah Malang, Forum Mahasiswa Magister Malang, Komunitas Mandar Malang (Komandang), Ikatan Alumni Pesantren IMMIM Malang dan seluruh keluarga besar IKMSB Malang. Seakan melebur kerinduan terhadap keluarga tercinta yang berada di kampung halaman.

“Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh panitia, SC, Pengurus Presidium, Dewan Pertimbangan Organisasi IKMSB Malang yang telah banyak membantu dari awal persiapan acara hingga selesai penutupan, khususnya pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang selalu memberikan support kepada IKMSB Malang baik dalam bentuk moral maupun materil.  Kepada peserta SIPAITA 4 yang saya banggakan. Terima kasih juga kepada seluruh tamu undangan yang ikut memeriahkan acara hingga acara penutupan selesai. Harapannya pasca SIPAITA selesai teman-teman sekalian ikut berpartisipasi aktif dalam agenda IKMSB Malang kedepannya sebagai bentuk kontribusi nyata untuk mengembangkan dan mengharumkan nama daerah di perantauan”, ujar Akbar Murad selaku Ketua Pelaksana SIPAITA 4

Ketua Umum IKMSB Malang Ilham Rusali Masdar  mengatakan  bahwa, “Acara SIPAITA ini adalah salah satu agenda besar rutin IKMSB Malang yang wajib dilaksanakan setiap tahunnya yang bertujuan untuk mempertemukan setiap anak rantau asal sulbar yang berkuliah di malang agar dapat saling berbagi kebahagiaan dan menjaga tali silaturahmi untuk semangat persatuan. Ketika teman-teman sekalian berpartisipasi aktif untuk menghidupi IKMSB Malang, maka disaat itu juga teman-teman sedang mengabdi kepada untuk daerah, karena eksistensi Sulawesi Barat ada ditangan kita semua selaku mahasiswa rantau yang ada di Malang. IKMSB Malang sebagai wadah untuk menghimpun potensi pemuda selaku pelajar yang kelak akan mengabdi dan memajukan Indonesia, khususnya daerah Sulawesi Barat.”

Ahmad Mansur AM, S.E, MSA selaku DPO IKMSB Malang dalam sambutannya menekankan bahwa “bukan nama dan gelar besar yang diharapkan dari anggota baru, melainkan kontribusi nyata kepada IKMSB Malang. Berjuang di IKMSB Malang bukan seberapa besar hasilnya, tapi seberapa besar komitmen untuk bisa berjuang bersama.”

Ridwan Alimuddin sebagai pemateri seminar budaya banyak memberikan pengetahuan tentang budaya dan pola hidup orang Mandar dari berbagai perspektif kesejarahan yang saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat Mandar sendiri akibat perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Untuk itu, beliau juga memberikan motivasi kepada puluhan peserta seminar budaya, seperti membangkitkan semangat literasi sebagai senjata untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal orang Mandar dan cerita yang menginpirasi selama kurang lebih 20 tahun menggeluti dunia literasi dengan berbagai karya dan prestasi yang telah didapatkan baik dari nasional maupun dunia internasional sebagai bentuk rasa cinta terhadap Mandar.

“Melesterikan budaya Mandar tidak bisa hanya dengan mengandalkan sekolah tetapi melalui pengenalan dan pembiasan di lingkungan keluarga mulai sejak dini. Seperti membaca buku, ya harus diperkenalkan kepada anak sejak usia 3 atau 4 tahun bisa dengan membuat perpustakaan dirumah, sehingga akan tertanam dalam benak anak bahwa membaca buku merupakan sesuatu yang prestis. Kemudian, kalau mahasiswa saat ini tidak mau membaca dan menulis maka akan ketinggalan karena dunia mahasiswa adalah dunia literasi (ilmiah). Jadi, tidak ada kata terlambat untuk memulai menekuni dunia literasi, apalagi kalau teman-teman ingin melesktarikan budaya Mandar di era milenial.” Ujar Ridwan Alimuddin.

Acara SIPAITA  4 ditutup dengan makan bersama dan penyerahan hadiah untuk peserta kelompok, hingga acara selesai suasana bertambah khidmat saat rinai hujan membasahi bumi.