Untuk mengetahui langkah apa saja yang bisa kita tempuh atau lalui ketika ingin membangun kebiasaan baru maka kita perlu pengetahuan. Pengetahuan sangat penting bagi seseorang karena dengan itu, semua semakin mudah dan terukur untuk dilakukan. Nah kita juga tidak perlu repot-repot lagi harus mencoba sesuatu dari nol. Nah dengan pengetahuan kita mendapatkan pengalaman orang lain dan itu membuat kita beberapa langkah lebih maju. Setidaknya mengurangi melakukan hal yang tidak kena sasaran.
Nah hasrat dan pengetahuan saja kurang lengkap tanpa kemampuan. Karena syarat mampunya sesuatu itu perlu latihan maka latihan setiap hari menjadi kuncinya. Kombinasi dari hasrat, pengetahuan dan kemampuan inilah yang membentuk habit seseorang semisal menulis.
Seseorang yang menyadari bahwa menulis itu penting untuk segala aspek dalam hidupnya dan tidak mau melewatkan waktu begitu saja tanpa menulis nah ini adalah kategori hasrat. Membaca dan menonton tips dan trik mengenai penulisan ini adalah pengetahuan. Namun ketika mulai praktik menulis dihalaman kosong layar komputer atau laptop maka ini adalah latihan. Semua menjadi penting untuk membangun habit menulis.
Saya pernah sampai pada satu pikiran akibat keinginan saya untuk langsung menulis sebuah buku, kira-kira seperti berikut kutipannya “salah satu bentuk ketidakadilan adalah jarang latihan tapi menuntut diri untuk memberikan yang sempurna.” Bagaimana mungkin hanya berbekal hasrat yang membara dan pengetahuan hasil nge-youtube dan ikut kelas menulis tanpa latihan setiap hari saya langsung mengahruskan diri untuk menerbitkan buku bagus? Yaa tidak adil namanya hehe
Praktik Menulis Freewriting
Saya pribadi untuk praktik freewriting ini mengukti cara yang dipaparkan oleh Hernowo Hasim dalam bukunya yang berjudul Freewriting; Mengejar Kebahagiaan dengan Menulis.
Hernowo Hasim menganjurkan untuk memulai menulis bebas tentang apapun tanpa perlu memperhatikan standar atau keselarasan huruf dan maknanya, pokoknya menulis bebas, sekalipun itu hanya kumpulan huruf yang tidak membentuk kata dan tidak memiliki arti sama sekali. Hanya waktu yang membatasi, Hernowo Hasim menyarankan memulai menulis non stop selama 10 menit tanpa adanya jeda, pokoknya menulis terus tanpa takut salah.
Dikarenakan saya sudah memiliki sedikit pengalaman menulis, maka saya dari awal memulai dengan durasi 15 menit. Nah asyiknya menulis freewriting itu, dengan berjalannya waktu kita bisa menaikkan durasi waktu menulis kita. Awalnya 10 menit selama sebulan, bisa naik menjadi 15 menit bulan berikutnya namun syaratnya tentu saja sudah konsisten dan sudah nyaman melakukannya. Jika masih terpaksa atau merasa terbebani maka tidak usah dulu menambah durasi waktunya yaa.
Balik ke cara yang dipaparkan oleh Pak Hernowo dalam bukunya. Nah dalam sebulan terbagi menjadi empat minggu. Minggu pertama itu latihannya menulis bebas apa saja. Tanpa perlu menonton atau membaca terlebih dahulu. Nah biasanya diminggu pertama ini banyak orang yang menulis pengalamannya dalam aktivitas seharian atau perasaannya atau uneg-unegnya yang lebih bersifat pribadi. Nah kadang ketika asik menulis dua atau tiga hari diminggu pertama kita merasa kehabisan bahan untuk menulis, nah disini kita perlu lebih privat lagi mungkin masih takut atau sungkan kita tuliskan. Pak Hernowo menyebutnya sebagai MUDS (Menulis Untuk Diri Sendiri) di ruang privat tanpa seorangpun yang bisa membaca atau mengaksesnya.
Nah minggu kedua, latihannya wajib membaca dahulu sebelum menulis. Tidak harus membaca satu buku langsung tamat, tapi kalau bisa lebih bagus lagi. Membacalah sampai mendapat sesuatu yang membuat kita ingin menuliskannya atau dikarenakan membaca itu kita memperoleh ide baru untuk dituliskan. Nah itu batas kita perlu membaca sebelum menulis freewriting ini.
Minggu ketiga, latihannya selang-seling. Hari pertama menulis pengalaman, hari kedua membaca dahulu baru menulis, hari berikutnya menulis pengalaman lagi sampai cukup tujuh hari dan minggu keempat latihannya menulis serius satu tema tertentu misalnya tentang pendidikan. Nah selama satu minggu itu pengalaman, bacaan atau tontonan yang kita ingin tulis itu harus bermuatan pendidikan.
Saya pribadi diawal-awal mengikuti metode latihan ini, tapi pada akhirnya saya mengadopsi beberapa cara lain yang mengiringi aktivitas saya. Dikarenkan saya bekerja, maka saya menulis tentang pengalaman bekerja saya, atau saya lagi ingin menyalurkan perasaan saya mengenai sesuatu yang saya kerjakan maka saya tuliskan. Saya juga kadang membaca buku tertentu yang memantik saya ingin mengetahui sesuatu lebih jauh maka hasilnya yang membuat saya bertemu dengan momen ‘oh…’ atau momen ‘kilatan pikiran’ yang memantik ide baru maka itu yang saya tuliskan. Dan pada akhirnya menulis metode ini membantu kita untuk menulis sesuai dengan versi kita jadi lama-kelamaan tulisan kita berkarakter.
Yang utama sebenarnya adalah kenyamanan menulis ini yang kita bangun dari kebiasaan kecil setiap hari. Bayangkan hanya dengan menyisihkan waktu 10-15 menit untuk menulis bebas, akan ada 30 karya pribadi dalam sebulan dan 365 karya dalam satu tahun. Masa kegiatan scroll media sosial yang tidak bergitu bermanfaat, kita mampu berjam-jam? tapi menulis 10-15 menit yang sangat bermanfaat sangat sulit kita lakukan?
Kuncinya hancurkan mental block menulis dengan latihan setiap hari dengan metode menulis freewriting. Teman-teman kalau konsisten, akan banyak menemui manfaat. []