MANDARNESIA.COM, Wonomulyo — Kampung Jawa atau Wonomulyo telah berusia delapan dekade sejak kedatangan pertama Kolonis Mapilli tahun 1932. Sepanjang tahun yang memanjang dan disarati dinamika itu membuat sebagian warganya mulai mengerucutkan kerinduan mengenai arti penting entitas kota kecil ini.
Inilah yang mengemuka dalam sejumlah diskusi yang digelar secara terbatas di Wonomulyo beberapa waktu terakhir. Salah satu tokoh senior Wonomulyo, Bahrun Sahibuddin mengatakan, ia bersama warga lainnya, akan menggelar seminar mengenai diaspora Kampung Jawa atau Wonomulyo. Disebutkan momen tersebut dalam koordinasi intensif.
“Seminar ini untuk menemukan kembali sejarah yang hampir dilupakan. Sementara sejarah merupakan momentum penting untuk melihat, dan membincang mengapa daerah ini menjadi wilayah yang didatangi kolonis Mapilli di masa Hindia Belanda,” tutur Bahrun via rilis, Kamis, 18 Agustus 2022.
Menurut Bahrun, perjalanan sejarah Wonomulyo telah memasuki generasi keempat sehingga sebagian besar generasi muda Wonomulyo mulai tidak mengetahui atau memahami lagi akar sejarah tanah kelahirannya. “Itu tidak melihat bahwa ini semata dimaksudkan untuk turunan orang Jawa. Tetapi bagi semua entitas sosial dan budaya, termasuk siapapun saudara-saudara kita yang hidup di wilayah ini,” terangnya lagi.
“Konsep daerah trans kolonial ini kemudian menjadi sentra ekonomi yang mendominasi perekonomian di jazirah Sulawesi Barat. Awalnya itu tidak menjadi perhitungan Hindia Belanda sebab kawasan ini hanya dimaksudkan untuk menjadi sentra agraris. Namun perkembangannya amat dinamis dan mampu memberi pengaruh penting bagi daerah lain, baik di masa kita bergabung dengan Sulsel hingga menjadi Sulawesi Barat,” jelas Bahrun mantan anggota DPRD Polmas dua periode ini.
Wonomulyo memang menjadi sangat menarik dari banyak aspek dan sisi untuk dikaji secara ilmiah. “Buktinya telah cukup banyak upaya riset baik bagi peneliti atau mahasiswa yang ingin menggali perspektif mengenai Wonomulyo dari masa ke masa,” ujar Adi Arwan Alimin penulis buku Kampung Jawa di Tanah Mandar: Kronik Kedatangan Kolonis Mapilli saat dimintai pandangan.
Adi Arwan Alimin mengatakan, ide mengenai agenda seminar tentang diaspora orang-orang Kampung Jawa sesuatu yang bakal memantik rasa ingin tahu generasi muda Wonomulyo. “Saat menulis buku Kampung Jawa beberapa tahun lalu, saya juga menyerap beberapa masukan dari sejumlah sumber, mereka berharap agar ada semacam momen ‘kenangan dan kejayaan’ pada Wonomulyo yang dapat difasilitasi.”
Persamuhan itu menurut panitia lokal direncanakan akan berlangsung bulan Oktober 2022. “Insya Allah agenda seminar bertajuk ‘Diaspora Kampung Jawa di Tanah Mandar’ ini on proses, sedang memadatkan beberapa entri kegiatan dan pendukungnya,” singkat Ichsan Sahibuddin tim pemrakarsa seminar di Wonomulyo, Kamis (18/5/2022) sore. (rilis)
Sumber: Tim Pemrakarsa