Ahad 11 maret 2018 Acara SIPAITA III, Ikatan Keluarga Mahasiswa Sulawesi Barat (IKMSB) Malang secara resmi ditutup. Acara temu akrab (SIPAITA) merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh IKMSB Malang. Berbeda dengan konsep tahun sebelumnya, acara sipaita kali ini diadakan dengan konsep indoor-outdoor yang bertempat di Dusun Sahabat Alam, Malang Jawa Timur.
Acara tersebut juga dihadiri dua pemateri spesial yaitu Mas’ud Shaleh Ketua PP GP Ansor dan Wahyu Irawan (Founder Malabi Institute) beserta seluruh tamu undangan yang turut serta mengikuti kegiatan hingga selesai.
”Alhamdulillah kegiatan Sipaita kali ini berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan baik secara moril dan materiil dalam kegiatan ini tanpa terkecuali”. Ujar Ketupel Rifqi Halim
Sedangkan menurut Ilham Rusali Masdar selaku Ketua Umum “Acara temu akrab ini tujuannya adalah Untuk mempererat tali silaturahmi antar pelajar dari Sulawesi barat maupun berasal dari luar sulbar namun mempunyai darah keturunan sulbar. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat karena diselingi beberapa materi yang terkait pembangunan karakter berbasis budaya kita, karena kita kan berada di dunia perantauan jauh dari rumah dan orang tua pastinya banyak godaan-godaan negatif mudah-mudahan dengan adanya materi-materi seperti itu dapat menyadarkan seperti apa karakter kita dan tujuan kita datang kesini (malang).
Hal senanada diungkapkan juga oleh DPO Ahmad Mansur, bahwa kader IKMSB Malang ke depan akan fokus pengkajian terhadap budaya-budaya mandar sehingga dapat menciptakan budayawan-budayawan muda.
Kemudian pada saat Mas’ud Shaleh diminta untuk memberikan sambutan pada akhir acara, panggilan dengan sapaan Kak Ancu ini berpesan bahwa “Saya bangga hari ini bisa bertemu dengan calon-calon penerus bangsa Indonesia khususnya dalam membangun peradaban Sulawesi Barat, untuk itu selaku mahasiswa perkuat kualitas akademis, kuasai IT, miliki spiritual yang baik dan transformasikan keilmuan kita semua dalam membangun masyarakat. Jangan sampai kecanggihan teknologi menenggelamkan nilai-nilai Mandar, tetapi justru sebaliknya aplikasikan dan lestarikanlah budaya Mandar dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi sehingga kita tidak ketinggalan zaman dan nilai-nilai Mandar tetap mampu menembus ruang dan waktu”.
Hingga kegiatan berakhir semuanya berjalan dengan tertib dan lancar.
(Muhammad Sulfian/IKMSB Malang)